TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ini lokasi Desa Kampung Baru, yang viral karena merayakan lebaran Idul Fitri lebih dulu.
Bukan hari ini, warga Desa Kampung Baru ternyata sudah merayakan lebaran sejak Kamis (27/3/2025).
Tak heran jika Desa Kampung Baru itu viral karena maju jauh dari ketetapan Muhammadiyah dan Pemerintah.
Rupanya Desa Kampung Baru ini juga sudah menentukan malam Lailatul Qadar.
Video soal lebaran di Desa Kampung Baru itu pertama kali diposting oleh akun TikTok Petani5458.
Pada video yang diposting, terlihat pria berjubah kuning, sorban putih dan ikat kepala putih berjalan keluar dari dalam mansjid.
Kemudian diikuti oleh dua pria berpakaian serupa di balakangnya, lalu jemaah lain berpakaian putih-putih.
Terdengar takbir dikumandangkan, sehingga suasana lebaran Idul Fitri sangat terasa.
Dari arah berlawanan, ada tiga pria berjalan mendekat untuk bersalaman.
Ketiga pria itu mengenakan jubah berwarna merah, sorban putih, dan ikat kepala putih.
Mereka diduga para tetua dan ulama di desa tersebut.
Momen salam-salaman sambil mengumandangkan takbir pun diikuti oleh jemaah lainnya di belakang mereka.
Pemilik akun pun tampak ikut dalam antrean untuk bersalam-salaman.
Beberapa orang di sana juga ikut merekam momen tersebut.
“Kamis 27 Maret 2025 lebaran Idul Fitri di Desa Kampung Baru,” tulis pemilik akun.
Banyak yang mempertanyakan aliran apa di desa tersebut sehingga lebaran lebih dulu di hari Kamis.
Namun pemilik akun tak pernah menjawab pertanyaan netizen.
Rupanya akun itu juga sempat membagikan video malam takbiran di desanya.
Malam takbiran itu jatuh pada hari Rabu tanggal 24 Maret 2025.
“Malam takbiran di Desa Kampung Baru. Kita lebaran Idul Fitri duluan yah, jatuh di hari Kamis 27 Maret 2025,” tulisnya.
Dilansir dari web BKKBN, secara geografis Desa Kampung Baru ini berada di Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Kondisi ini menyebabkan Negeri Administratif Desa kampung baru memiliki karakteristik dinamika sosial budaya tersendiri.
Sudah tentukan malam Lailatul Qadar
Tak hanya itu saja, kelompok ini juga bahkan sudah menentukan malam Lailatul Qadar.
Rupanya di desa itu, malam Lailatul Qadar jatuh pada hari Minggu (23/3/2025).
Lalu keesokan harinya langsung malam takbiran, dan selanjutnya lebaran di malam ke 25.
“Merayakan 7 likur di Desa Kampung Baru, malam Lailatul Qadar jatuh pada hari Minggu 23/3/2025,” tulisnya.
Netizen pun heran kenapa kelompok itu tahu kapan Lailatul Qadar turun.
Padahal tidak pernah ada yang tahu kapan malam Lailatul Qadar ini turun.
“Kok tau abang malam lailatul qadar tanggal 23.. ikut imam apa ni,” tulis akun pimpiang.
TribunnewsBogor.com sudah mengirim komentar menanyakan kebenaran video tersebut, namun belum mendapat jawaban.
Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar
Selain diprediksi jatuh pada malam-malam ganjil, datangnya Lailatul Qadar juga diyakini memiliki beberapa pertanda.
Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat, KH. Abdul Muiz Ali, menjelaskan bahwa ada beberapa tanda-tanda yang bisa menjadi petunjuk datangnya malam Lailatul Qadar. "Ada tanda-tandanya. Salah satunya, tidak dalam keadaan hujan. Tidak dalam keadaan hujan, dan ia merasakan tenang untuk ibadah itu. Tidak hujan dan tidak panas," ungkapnya.
Ia juga merujuk pada salah satu hadits yang menjelaskan tanda-tanda datangnya malam Lailatul Qadar.
Hadits yang diriwayatkan oleh Ubay bin Ka’ab itu berbunyi:
هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.
“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadhan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru” (HR. Muslim no. 762, dari Ubay bin Ka’ab).
Hadits berikutnya yang menjadi rujukan dalam penjelasan ini diriwayatkan oleh Ath-Thayalisi dan Al-Baihaqi, yang mengatakan:
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
"Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin. Pada pagi hari, matahari bersinar tidak begitu cerah dan tampak kemerah-merahan." (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18: 361).
Namun, beliau juga mengingatkan bahwa seharusnya umat Islam fokus melaksanakan ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadhan, mengharap pahala dan keberkahan dari Allah SWT tanpa harus terfokus pada prediksi atau tanda-tanda malam tersebut.
"Yang seharusnya dilakukan adalah menghidupkan malam itu dengan ibadah, bukan mencari tanda-tandanya," tambahnya.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t