TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Presiden RI Prabowo Subianto akhirnya angkat suara mengenai teror kepala babi yang dikirim ke kantor redaksi Tempo.
Diketahui, kantor media dan jurnalistik Tempo di Palmerah, Jakarta Selatan mendapat teror berupa kiriman paket berisi kepala babi pada Rabu (19/3/2025) sore.
Paket tersebut tanpa ada nama pengirim.
Menurut Wakil Pemimpin Redaksi Tempo Bagja Hidayat, kiriman paket itu diterima oleh jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana alias Cica.
Adapun Cica merupakan wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik.
Dugaan teror kepala babi ke redaksi Tempo ini pun semakin jadi perbincangan setelah muncul respon tak terduga dari Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi.
Saat bicara kepada awak media pada Jumat (21/3/2025), Hasan Nasbi justru berseloroh kepala babi tersebut dimasak saja saat ditanya soal teror terhadap Tempo ini.
Kini, Prabowo Subianto menanggapi teror kepala babi yang dikirim ke kantor media Tempo dan respon Hasan Nasbi.
Pendiri Partai Gerindra tersebut mengaku terkejut dan menyebut bahwa aksi teror ini hanyalah upaya untuk memperkeruh situasi dan adu domba.
Hal ini disampaikan Prabowo saat pertemuan dengan tujuh jurnalis dan pemimpin redaksi (pemred) di kediamannya di Hambalang, Jawa Barat, Minggu (6/4/2025).
“Saya juga kaget soal kepala babi itu, dan apa itu... saya kira, gaya-gaya apa ya, taktik, teknik seperti itu, saya kira yang melakukan itu ingin mengadu domba, ingin menciptakan suasana yang tidak baik,” ujar Prabowo.
Baca juga: Siapa Susana Darmawan yang Diduga Diperas Codeblu dan Dituding Kirim Nastar Berjamur ke Panti Asuhan
Baca juga: Lucky Hakim Pasrah Jika Diberhentikan dari Jabatan, Bongkar Alasannya Nekat Liburan Tanpa Izin KDM
Baca juga: Siapa Agung Surahman? Dijemput Langsung oleh Prabowo di Bengkulu, Kini Minta Maaf
Selanjutnya, Prabowo menilai respon Hasan Nasbi sebagai hal yang teledor.
“Tapi benar, itu ucapan yang menurut saya teledor, ya keliru itu. Saya kira beliau menyesal,” ujar Prabowo.
"Tapi ini alasan yang saya bisa kasih adalah mungkin karena baru dalam posisi, pemerintahan yang selalu disorot, jadi kadang-kadang orang yang dari dunia perencana, atau dunia survei, atau dunia akademis, muncul di panggung publik, kurang cepat menyesuaikan. Menurut saya itu," lanjutnya.
Meski membahas soal teror kepala babi ini, pimpinan redaksi Tempo justru tidak ada dalam pertemuan Prabowo Subianto dengan para jurnalis kawakan di Hambalang akhir pekan kemarin tersebut.