"Saya dua kali kabur dari sana. Pertama, saya kabur karena saya sering disiksa, disuruh latihan dipukulin, saya enggak tahan. Orang-orang tidur saya latihan enggak boleh tidur. Jam 1 malam saya nekat kabur," pungkas Fifi sembari menahan tangis.
Di percobaan kabur pertamanya, Fifi seorang diri lari agar bisa keluar dari Taman Safari.
Di usianya yang masih remaja, Fifi pun nekat berlari tengah malam di hutan Cisarua Bogor.
"Kan di Taman Safari ada rumah di gunung. Itu saya kabur walaupun jalannya terjang, Taman Safari Cisarua Bogor, saya kabur dari rumah pak Frans itu, malam-malam jam 1 itu saya nekat, padahal itu hutan, saya enggak takut itu ada setan, saya takutnya ketangkep sama dia lagi," akui Fifi.
Hingga akhirnya Fifi tiba di wilayah pemukiman di Cisarua dan meminta pertolongan kepada warga.
Saat itu Fifi tidak ingat tahun berapa, yang ia ingat dirinya masih berusia di bawha 20 tahun.
"Saya kabur, nekat jalan, anehnya saya bisa tembus subuh di Cisarua. Saya cuma sendirian di situ. Saya nekat karena udah enggak tahan. Saya enggak inget (tahun berapa)," ujar Fifi.
Tiba di rumah warga, Fifi pun bertemu dengan pegawai restoran yang bekerja di Taman Safari.
Fifi pun ditolong dan tinggal di rumah warga tersebut selama tiga hari.
"Saya kabur ke Cisarua, ada yang kenal sama saya, ada yang nolongin. Kebetulan orangnya itu kerja di restoran Taman Safari. Saya lupa namanya siapa katanya 'ya udah kamu tinggal dulu di rumah saya'. Saya tinggal di rumah dia tiga hari," imbuh Fifi.
Namun alangkah terkejutnya Fifi saat hendak kabur dari rumah penolongnya itu.
Ternyata di depan rumah tersebut sudah ada satpam Taman Safari.
"Setelah tiga hari, saya pikir ah saya mau melangkah lagi cari ke tempat lain. Baru saya mau keluar dari rumah itu, ternyata di rumah itu ada sekuriti Taman Safari, saya kenal namanya bapak Odo," ungkap Fifi.
Kembali disiksa
Setelah ditemui satpam Taman Safari, Fifi pun terpaksa ikut kembali.
Tiba di pos sekuriti, Fifi pun langsung dijemput oleh Frans dan istrinya.