Daftar 7 Kasus Keracunan Menu MBG yang Digagas Prabowo - Gibran: Gejala Mual hingga Diare

Editor: Tiara A. Rizki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MBG DAN DUGAAN KERACUNAN - Para pelajar SDN Cimahpar 3 Kota Bogor mulai menerima program makan bergizi gratis (MBG), Senin (13/1/2025). Sejumlah kasus keracunan terjadi di tengah pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Sejumlah kasus keracunan terjadi di tengah pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Sejumlah siswa sekolah dan guru di berbagai daerah di Indonesia mengalami gejala keracunan, diduga setelah menyantap menu MBG.

Sejauh ini, sudah ada tujuh kasus dugaan keracunan yang terungkap.

1. Keracunan MGB di Nganjuk

Tujuh siswa SDN Banaran I, Kecamatan Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur mengalami gejala keracunan usai mencicipi kudapan uji coba program MBG, Rabu (2/10/2024).

Diwartakan TribunJabar.id, mereka mengalami keluhan mual, nyeri perut, hingga muntah-muntah.

Enam dari tujuh siswa tersebut sempat dilarikan ke Puskesmas Kertosono guna mendapat penanganan medis.

Sementara, satu siswa tak dibawa ke puskesmas lantaran tak menunjukkan gejala keracunan yang signifikan.

Tim medis puskesmas pun memberikan obat-obatan sesuai gejala yang diderita, dan ada yang direhidrasi dengan cairan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, santapan uji coba program makan gratis dibagikan ke seluruh siswa SDN Banaran I, totalnya ada 366 siswa.

Sejatinya, kondisi makanan sudah dicek para guru dan siswa. Namun, ada yang menyadari bahwa lauknya sudah basi.

Meski sudah diusahakan untuk ditarik kembali, ada siswa yang terlanjur mencoba makanannya sehingga diduga mengalami keracunan.

Adapun isi di dalam kotak makanan terdiri, nasi, ayam bumbu bali, tahu goreng, dan sayur sop.

Sementara, uji coba program makan siang gratis ini dilaksanakan oleh Relawan GEMPAR Nganjuk.

2. Keracunan MBG di Sukoharjo

Sebanyak 50 siswa di SD Negeri 3 Dukuh, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah mengalami keracunan massal setelah menyantap makanan dari program MBG, Kamis (16/1/2025).

Mereka mengalami mual, pusing, dan muntah, dikutip dari Tribunnews.com.

Kepala SD Negeri 3 Dukuh, Lilik Kurniasih mengatakan insiden tersebut terjadi pada Kamis pagi sekira pukul 10.30 WIB.

Lilik mengungkapkan, ada siswa di tiap kelas 1-6 mengalami mual hingga muntah setelah menyantap MBG.

"Ada beberapa siswa, saya kurang tahu jumlahnya. Yang pasti setiap kelas dari kelas satu sampai kelas 6, setiap kelas 2 orang mengalami mual, pusing dan beberapa siswa muntah," jelasnya.

Di sisi lain, salah satu siswa yang mengalami keracunan membeberkan kondisi MBG yang disajikan.

Dia mengatakan ayam goreng yang menjadi salah satu menu yang disajikan dalam kondisi bau dan berlendir.

"Jadwal makan bergizi gratis itu jam 10 pagi, setelah dibuka ayam yang digoreng di menu makan bergizi gratis berbau amis, berlendir dan masih ada darahnya," ujarnya.

Baca juga: Roy Suryo Bongkar 2 Kejanggalan Skripsi Jokowi, Singgung Soal Huruf Berbeda hingga Tulisan Tesis

Baca juga: Tanggung Konsekuensi dari Liburan ke Jepang tanpa Izin, Lucky Hakim Magang di Kemendagri 3 Bulan

Baca juga: Viral Restoran di China Sajikan Kuliner Ekstrem: Dessert dari Kotoran Gajah yang Dikeringkan

PRGRAM MBG - Dalam foto: para pelajar SDN Cimahpar 3 Kota Bogor mulai menerima program makan bergizi gratis (MBG), Senin (13/1/2025). (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

3. Keracunan MBG di Nunukan

Di Nunukan, Kalimantan Utara, kasus keracunan menu MBG terjadi di SDN 03 Nunukan Selatan dan SMAN 2 Nunukan Selatan.

Insiden keracunan menimpa puluhan siswa dan guru di SDN 03 Nunukan Selatan pada Senin (13/1/2025).

Dari hasil laporan, sekitar 17 siswa di kelas 3 C dan 12 siswa di kelas 2 B mengalami gejala mual dan diare, termasuk beberapa guru yang juga terkena dampak.

Gejala mulai muncul menjelang malam hari, semakin menguatkan dugaan bahwa insiden ini berhubungan dengan menu MBG yang dikonsumsi, dilansir Kompas.com.

Sementara, siswa-siswi SMAN 2 Nunukan Selatan juga mengalami gejala mual dan mencret akibat menu ayam kecap, yang dibagikan pada hari Senin (13/1/2025). 

"Kalau dihitung per anak, kami tidak sedetail itu kemarin. Tapi lebih dari 30 siswa-siswi yang mencret saat itu. Menu yang sama, dan hari yang sama juga dengan kasus di SDN 03 Nunukan Selatan kemarin," ujar Bagian Kesiswaan SMAN 2 Nunukan Selatan, Burhan, dihubungi, Minggu (19/1/2025), dikutip dari Kompas.com.

Burhan juga mengungkapkan, menu ikan tongkol yang dibagikan keesokan harinya, Selasa (14/1/2025), banyak yang berulat.

Temuan ikan tongkol goreng berulat tersebut awalnya dilaporkan sejumlah siswa. Pihak sekolah lalu memeriksa sejumlah menu yang belum terbagi agar kejadian hari Senin tidak terulang. "Benar saja, kami menemukan ulat-ulat kecil di ikan tongkol. Kami bawa sampel tersebut ke dapur dan meminta hal tersebut menjadi perhatian khusus," jelasnya.

 Saat itu, pihak dapur juga mengaku terkejut dan tidak tahu mengapa ikan tongkol tersebut berulat.

‘’Saya rasa siswa-siswi yang kurang teliti makan saja itu jatah MBG karena sudah lapar dan pas jam makan siang. Bagi yang teliti, tidak sempat makan. Tapi setelah kami tanyakan langsung ke anak-anak kami, tidak semua lauknya berulat, sebagian saja. Tapi ini seharusnya tidak terjadi,’’ sesal Burhan.

4. Keracunan MBG di Pandeglang

Sebanyak 28 siswa dari SDN 2 Alaswangi, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG.

Gejala yang mereka keluhkan di antaranya adalah pusing, mual, muntah, dan diare.

Kepala sekolah SDN 2 Alaswangi, Sariful Hayat, dikutip dari Kompas.com, menyebut bahwa pihak sekolah menerima laporan dari orang tua murid mengenai kondisi anak-anak mereka pada Rabu (19/2/2025) sore. 

"Berdasarkan laporan orang tua, gejala mulai muncul pada pukul 15.00, ada juga yang melaporkan malam hari, bahkan ada yang baru merasakan keesokan paginya," kata Sariful melalui sambungan telepon pada Jumat (21/2/2025).

Sariful menegaskan bahwa semua siswa yang mengalami gejala tersebut telah menyantap makanan MBG di siang hari.

Mereka kemudian dibawa ke Puskesmas Menes untuk mendapatkan perawatan.

"Beberapa dari mereka sudah sembuh dan kembali ke sekolah," tambahnya.

Baca juga: Pendapatan Menurun, Dedie Rachim Minta Tim Inspektorat Bogor Turun Tangan Awasi Objek Pengawasan

Baca juga: Hotman Paris Bongkar Isi Chat Pria Terduga Selingkuhan Paula Verhoeven, Sahabat Baim Wong Ikut Syok

Meski ada dugaan para siswa keracunan akibat makanan MBG, Sariful menolak anggapan tersebut.

Menurutnya, hasil pemeriksaan di puskesmas menunjukkan bahwa gejala yang dialami para siswa lebih mengarah kepada gangguan pencernaan.

"Kalau disebut keracunan, kayaknya enggak. Kesimpulan dari tim medis di puskesmas adalah gejala dispepsia, seperti kembung, sakit perut, dan mules," ujarnya.

Sariful juga menjelaskan bahwa menu yang disajikan kepada para siswa dalam program MBG dalam kondisi baik. Menu tersebut terdiri dari nasi, ayam, buncis, dan sepotong semangka.

"Laporan dari murid menyebutkan bahwa bukan makanan utamanya yang menjadi masalah, melainkan semangka yang katanya memiliki rasa asam," jelasnya.

Terkait insiden ini, Sariful mengaku telah melaporkan masalah tersebut ke grup WhatsApp MBG Menes.

5. Keracunan MBG di Waingapu

Sebanyak 29 siswa Sekolah Dasar (SD) Katolik Andaluri, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga mengalami keracunan makanan yang disediakan dalam program MBG.

"Polres Sumba Timur telah bergerak cepat mendatangi lokasi pada Selasa, 18 Februari 2025, pukul 12.00 Wita," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT Komisaris Besar Polisi Hendry Novika Chandra, kepada Kompas.com, Rabu (19/2/2025).

Sejumlah personel Polres Sumba Timur, lanjut Hendry, langsung berkoordinasi dengan petugas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Waingapu untuk memberikan pertolongan pertama kepada murid yang terdampak.

"Beberapa murid mengalami gejala dugaan keracunan dan telah menjalani pemeriksaan lebih lanjut, sambil menunggu hasil laboratorium," kata Hendry.

Berdasarkan keterangan dari pihak sekolah, para siswa mual, muntah, pusing, dan sakit perut setelah menyantap hidangan tersebut pada Selasa (18/2/2024) siang.

Beberapa siswa menyebutkan bahwa makanan yang mereka konsumsi terasa basi dan tidak enak.

Awalnya, hanya beberapa siswa saja yang mengeluh. Setelah itu, banyak siswa yang muntah dan mual.

Petugas puskesmas lalu merawat para siswa di sekolah hingga kondisi fisik mereka normal kembali dan akhirnya diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.

Baca juga: Video Wapres RI Gibran Soal Bonus Demografi Dapat Dislike Sampai 28.000, Kini Diduga Disembunyikan

Baca juga: Sadisnya Mulyana Mutilasi Pacar dalam Keadaan Masih Hidup, Fakta-fakta Hasil Autopsi Mengejutkan !

6. Keracunan MBG di Batang

Sebanyak 60 siswa SDN Proyonanggan 5 Batang mengalami mual dan sakit perut setelah menyantap makanan program MBG, Senin (14/4/2025).

Mereka diduga mengalami keracunan mi yang menjadi salah menu yang disajikan.

Pendidik SDN Proyonanggan 5 Batang Rizkika Wakhid Widilaksa menerangkan, siswa mengalami mual dan sakit perut setelah mereka pulang ke rumah.

Mendapat kabar ini, pihak sekolah dan Dinas Kesehatan Batang mengecek langsung kondisi siswa ke rumah mereka.

"Kami imbau jika kondisi belum membaik disarankan untuk periksa dan dari Dinkes pun langsung mengecek kondisi siswa, termasuk di sekolah," ujarnya, Jumat (18/4/2025), dikutip dari TribunBanyumas.com.

Pascakejadian tersebut, pihak sekolah memeriksa setiap menu yang akan disuguhkan kepada para siswa.

Setelah mengalami gejala keracunan, beberapa siswa juga mengaku trauma menyantap menu dari program MBG.

Ditemui secara terpisah, Epidemiologi Kesehatan Dinkes Batang Khairunnisa mengungkapkan, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan sampel makanan diduga pemicu keracunan.

"Data yang kami dapat sampai Rabu (16/4/2025), ada 60 anak yang diduga mengalami gejala keracunan dengan ditandai mual, muntah, dan perut sakit. Penyebab masih dipelajari karena kami telah mengirim spesimen ke BP Labkesmas Semarang," jelasnya.

Pengawasan terus dilakukan termasuk pemantauan terhadap kesehatan siswa.

"Alhamdulillah anak-anak sudah sehat kembali dan bisa melakukan aktivitas pembelajaran di sekolah sejak beberapa hari lalu," imbuhnya.

7. Keracunan MBG di Cianjur

Sedikitnya 78 siswa MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur menunjukkan keracunan makanan berupa mual, muntah, dan diare, Senin (21/4/2025).

Gejala ini diduga dialami setelah mereka menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala Dinas Kesehatan Cianjur, Yusman Faisal mengatakan, pihaknya telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) terkait peristiwa ini.

Penetapan status KLB, katanya, memungkinkan penanganan kejadian tersebut dilakukan secara terpusat dan terkoordinasi. 

"Tim medis segera melakukan asesmen menyeluruh terhadap faktor penyebab dan pihak-pihak terkait dalam kejadian ini," ujar Yusman dikutip dari Kompas.com, Selasa (22/4/2025). 

Pihaknya juga akan memastikan seluruh pasien ditangani secara komprehensif hingga benar-benar pulih. 

Dinkes Cianjur telah menginstruksikan tenaga medis di tingkat puskesmas untuk melakukan pendataan dan pemantauan bersama pihak sekolah terhadap seluruh siswa yang mengonsumsi makanan tersebut. 

(TribunnewsBogor.com)

Berita Terkini