Muak Duit Pemprov Jadi Ajang Permainan, Dedi Mulyadi Tak Peduli Dicaci: Saya Mau Rubah Sistem !

Penulis: Naufal Fauzy
Editor: Naufal Fauzy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GUBERNUR DEDI MULYADI - Tangkapan layar, Jumat (25/4/2025). Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sudah muak dengan temuan dana hibah Pemerintah Provinsi Jabar yang seperti dijadikan 'ajang permainan' oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sudah muak dengan temuan dana hibah Pemerintah Provinsi Jabar yang seperti dijadikan 'ajang permainan' oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.

Sebab, untuk sebuah daerah saja, Pemprov Jabar sampai mengeluarkan dana hibah Rp 500 Miliar.

Namun temuan di lapangan terkait dana hibah itu justru tak sesuai diduga karena banyak disunat.

Dalam sebuah acara pertemuan dengen Kemendag, Kang Dedi Mulyadi (KDM) berucap tegas dan blak-blakan terkait permasalahan ini.

"Gubernur lain mungkin gak berani, kalau saya berani pak," ucap Dedi Mulyadi dikutip dari akun media sosialnya, Jumat (25/4/2025).

"Udah, gak ada masalah dicaci maki, dibenci, terserah, yang penting saya mau merubah sistem," tegas KDM.

Baca juga: Jeritan Petani Desa Iwul Bogor, Minta Bantuan Dedi Mulyadi untuk Pertahankan Tanah Leluhur

Menurut dia, uang yang disalurkan dari Pemprov Jabar ini malah hanya dinikmati oleh segelintir orang. 

"Saya gak mau uang Jawa Barat hanya dinikmati beberapa orang itu itu juga," kata Dedi Mulyadi.

Penyaluran Dana Hibah Disetop Sementara

Dedi mengatakan dari yang pernah terjadi sebelumnya, penerima dana hibah Pemprov Jabar selalu yayasan tertentu.

"Madrasah masih banyak yang jelek, tsanawiah banyak yang jelek, tetapi nanti pak Kemendag Provinsi Jabar siap membantu pak, membangun. Problemnya apa sih hari ini ? agak nahan hibah untuk itu ?," kata Dedi.

"Gak usah diomongin lah, kita tahu apa yang sudah terjadi. Pertama yang menerima itu-itu juga pak. Yayasan yang berkembang adalah yang punya akses politik, yang punya akses terhadap gubernur," sambung Dedi.

Baca juga: Gubernur Jabar Nunggak Pajak Mobil Mewah, Anggota DPRD Desak Dedi Mulyadi Segera Lunasi

Sementara ustaz di perkampungan yang tak punya akses politik ke gubernur, tidak kebagian dana hibah.

Bahkan bagi kyai atau ustaz yang mendapat hibah pun angkanya tak seberapa dibanding nominal asli yang diberikan Pemprov Jabar ke yayasan tersebut.

Seperti yang terjadi, ada kyai yang menerima dana hibah Rp 15 Juta dari yayasan, sedangkan yayasan itu justru menerima Rp 2 Miliar.

"Caranya harus bener, lembaga Islam harus halalan toyiban, harus memberikan contoh, saya gak mau nanti penerima hibah diperiksa, kyai pak diperiksa 2 jam, 4 jam, kata kyainya gak tahu saya," ucap KDM.

Bahkan, kata Dedi, ada yang sampai bikin yayasan palsu demi mendapat dana hibah dari Pemprov Jabar.

Itulah mengapa Pemprov Jabar menyetop penyaluran dana hibah ini untuk sementara.

Baca juga: Wajah Masam Dedi Mulyadi dengar Siswa SMK Bekasi Tetap Study Tour ke Bali: Kami Tak Akan Segan !

"Saking pusing karena yayasannya sering dapet, bikin yayasan baru, tidak terverifikasi, nampung Rp 2 Miliar, Rp 5 Miliar," katanya.

"Ada satu pesantren Rp 50 Miliar pak, mau saya sebutin ?. Ngomongnya atas nama Islam, atas nama agama, padahal kalau dia seorang tokoh, jangan dinikmati oleh yayasan dia dong, kasih tuh sebelah sana bangunkan madrasahnya Rp 500 juta, Rp 500 juta, pada seneng," katanya.

Maka dari itu, ke depan untuk bantuan hibah untuk madrasah dan sebagainya dia akan mengedepankan pendekatan pembangunan.

Mengandalkan data dari Kementrian Agama terkait madrasah-madrasah atau tsanawiah-tsanawiah yang perlu dibantu.

"Makanya saya hari ini close dulu, saya bilang nanti dulu, nanti gak mau lagi pakai pendekatan aspirasi, saya mau pakai pendekatan program pembangunan," ungkap Dedi Mulyadi.

Baca berita Tribunnews Bogor lainnya di Google News

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkini