Untuk pangkat, keduanya sama-sama Jenderal.
Namun Luhut memperoleh pangkat Jenderal setelah pensiun, yakni Jenderal Kehormatan.
Sementara Try Sutrisno mendapatkan pangkat Jenderal saat masih aktif di kemiliteran.
Baca juga: Prabowo Tak Terima Dibilang Presiden Boneka, Rocky Gerung : Publik Khawatir Jokowi Persiapkan Gibran
Selama kariernya, Try Sutrisno pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (1986-1988) dan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (1988-1993).
Ia juga pernah menjadi ajudan Presiden RI ke-2 Soeharto.
Hingga akhirnya Try Sutrisno terpilih menjadi Wapres.
Luhut Pandjaitan sendiri dikenal cerdas karena merupakan lulusan terbaik Akmil 1970.
Namun karier Luhut di militer terbilang tak terlalu mulus.
Ia terakhir menjabat sebagai Danrem di Madiun.
Luhut menghabiskan waktunya di lingkungan Kopassus.
Ia pernah menjadi Komandan Datasemen antiteror 81 yang pada waktu itu Prabowo Subianto menjadi wakilnya.
Saat itu Luhut diketahui sudah memiliki pangkat bintang dua.
Setelah tidak aktif di dunia militer, Luhut kemudian mendapat jenderal kehormatan.
Baca juga: Dimutasi Orang Dekat Jokowi Lalu Dipulihkan Prabowo, Letjen Kunto Arief Bakal Jadi Panglima TNI?
Selain Try Sutrisno, ada pula dua purnawirawan TNI rekan seangkatan Luhut yang ikut menandatangani petisi tersebut.
Kedanya yakni Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi dan Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto.
Secara akademis, Luhut paling moncer karena merupakan penerima Adimayasaya.
Tapi karier di militer, keduanya lebih moncer.
Fachrul Rozi pernah menjadi Wakil Panglima TNI.
Sementara Tyasno Sudarso pernah menjadi Pangdam Diponegoro, hingga Kepala Staf TNI AD.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t