"Ini berbahaya, dia tidak loyal karena Presiden itu sebagai Panglima tertinggi AD, AL, AU," tambah Yayat.
Ia pun prihatin jika TNI sudah mulai dimainkan dengan politik.
Baca juga: Profil Yayat Sudrajat, Jenderal Kopassus yang Maki Razman dan Usir Hercules, 22 Tahun Bareng Prabowo
"Saya sebagai abangmu, Kang Agus Subianto, sama-sama dari Kopassus lagi, loh kok sampeyan bisa seperti itu," ungkapnya.
Yayat mengingatkan Agus untuk fokus pada jabatannya saat ini.
"Boleh saja orang lain bantu kamu jadi penjabat, tapi setelah jadi pejabat kamu harus fokus pada jabatanmu, kepada tugas pokokmu. Jangan mau dimainkan dengan kepentingan politik," tandasnya.
Dorong Ganti Mesin
Senada dengan Yayat, Mantan Kabais Laksamada Muda (purn) Soleman B Ponto menyinggung perlunya 'ganti mesin' di internal TNI.
"Gampang (untuk memperbaikinya), ganti mesin. Ya ganti mesin, ya rotasinya diganti saja itu, karena sudah susah kita memperbaiki, karena kalau memperbaiki ini ya sudah. Di tentara itu selalu kesalahan itu akan ada hukuman itu sudah pasti ada, dan ini adalah sesuatu yang membuat menggoncang negeri ini," ujar Soleman dalam acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (5/5/2025).
Soleman sendiri tak menjelaskan lebih detail terkait pernyataannya terkait ganti mesin di tubuh TNI itu.
Ia hanya menjelaskan, harus ada upaya penyelamatan terhadap TNI.
Karena terdapat sejumlah diskursus yang terjadi terhadap TNI dalam beberapa waktu terakhir.
"Jadi ini harus segera, karena kita dalam situasi tidak baik-baik saja, sudah kedua kali terjadi, jangan sampai ketiga kali. Makanya harus ada rescue namanya, bagaimana rescue ini supaya ini tidak terjadi kembali," ujar Soleman.
Terkait mutasi Letjen Kunto yang akhirnya batal, ia melihat adanya sistem di TNI saat ini yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Karena sebelum keluarnya keputusan mutasi dan rotasi perwira tinggi, harus melewati proses yang panjang dalam Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti).
"Kalau ini tiba-tiba seperti begini, ya kita tidak bisa melihat bahwa ini hanya sesuatu yang biasa saja, ini sesuatu yang luar biasa," ujar Soleman.
"Saya melihat juga ini adalah akibat dari Undang-Undang TNI yang memperpanjang perbintangan ini supaya pensiun lebih panjang. Yang bawah ini ogah-ogahan, 'yaudah kita cungkil aja yang atas biar cepet geser dia, biar kita juga cepat naik'," sambungnya.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t