Siswa Keracunan MBG

Reaksi Keracunan Massal Pelajar di Kota Bogor Berbeda, Kepala BGN : Ini yang Pertama Kali

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KASUS PELAJAR KOTA BOGOR KERACUNAN MBG - Kepala BGN, Dadan Hindayana bersama Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim usai menjenguk korban keracunan massal di RSUD Kota Bogor, Sabtu (10/5/2025).

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR BARAT - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyebut kasus keracunan massal di Kota Bogor berbeda dengan tempat lain.

Sebab menurutnya kejadian yang dialami oleh para korban tidak langsung bereaksi dalam waktu yang cepat ketika makanan dikonsumsi pada 7 Mei 2025.

Akan tetapi gejala keracunan itu baru muncul setelah beberapa saat pasca mengkonsumsi makanan bergizi gratis (MBG) yang diduga menjadi penyebabnya.

"Kejadian ini memang untuk yang pertama kali dialami, karena yang lain-lain biasanya terjadi pada hari H kemudian bisa diatasi langsung kemudian besoknya sehat kembali," ujarnya, Sabtu (10/5/2025).

Bahkan, kata dia, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani pun masih beroperasi pada keesokan harinya dan mendistribusikan MBG ke sekolah-sekolah.

Sehingga untuk memastikan penyebab pasti keracunan massal ini masih menunggu hasil uji laboratorium.

"Karena kejadian ini lambat begitu gejala-gejalanya. Sehingga pada hari Rabu dan Kamis SPPG itu masih mesasak dan memberikan ke beberapa sekolah tempat di konsumsi sama penerima manfaat dan tidak ada masalah," katanya.

Dadan Hindayana pun membandingkan dengan daerah-daerah lain yang sebelumnya dilanda kejadian serupa seperti Cianjur, Bandung, dan Tasikmalaya.

Namun, ia kembali menegaskan jika terdapat perbedaan durasi reaksi keracunan dalam kasus ini.

"Nah yang daerah lain itu reaksi cepat ini yang baru pertama kali yang reaksinya lambat. Bahkan ada yang baru bereaksinya di hari Kamis," katanya.

Sementara itu, dugaan awal makanan yang menjadi pemicu keracunan massal ini adalah olahan telur.

Akan tetapi, Dadan Hindayana menyebut tidak ada yang berbeda dari rasa olahan tersebut.

"Sudah saya tanya siswa bahwa rasanya biasa saja dan waktu saya tanya apakah telur ceplok itu dimasak dengan matang atau tidak, ternyata matang," katanya.

Berita Terkini