Polemik Ijazah Jokowi

Rismon Ungkap 4 Alasan Tak Percayai Hasil Puslabfor Soal Ijazah Jokowi, Singgung Kasus Vina Cirebon

Penulis: khairunnisa
Editor: khairunnisa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

POLEMIK IJAZAH JOKOWI: Tangkapan layar momen Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar mengurai 4 alasannya tidak memercayai hasil analisa Puslabfor soal ijazah Jokowi. Rismon menyinggung kasus Vina Cirebon hingga kasus KM 50, disadur pada Selasa (27/5/2025).

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar blak-blakan mengurai ketidakpercayaannya pada hasil analisa Pusat Laboratorium Forensik terkait ijazah Jokowi.

Rekan karib Roy Suryo itu lantas mengurai alasannya tidak memercayai Puslabfor lantaran rekam jejak terhadap empat kasus.

Seperti diketahui, bersama Roy Suryo dan Dokter Tifa, Rismon gencar menghembuskan tudingan soal ijazah Jokowi adalah palsu.

Tuduhan tersebut dialamatkan pada ijazah Jokowi karena Rismon mengklaim telah menelitinya dengan metode forensik.

Karenanya saat mendengar hasil Puslabfor Bareskrim Polri yang menyatakan bahwa ijazah Jokowi adalah asli, Rismon tak terima.

Menurut Rismon, analisa yang dilakukan Puslabfor cuma untuk menguji keidentikan, bukan keaslian.

"Yang dilakukan adalah menguji keidentikan, menguji kesamaan atau pencocokan, jadi bukan menguji keaslian. Jadi uji identik itu menyamakan objek A dengan objek B, prosesnya A dengan B. Jadi tidak menjawab tentang authenticity, keaslian," imbuh Rismon Sianipar usai mengetahui hasil Puslabfor terkait ijazah Jokowi.

Alasan Rismon tak percaya Puslabfor

Terkait dengan analisa Rismon tersebut, Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri pun heran.

Reza menyebut seolah-olah Rismon memberikan cap ketidakpercayaan terhadap Puslabfor Polri.

Padahal kata Reza, Puslabfor Polri adalah lembaga resmi yang sudah tersertifikasi keahliannya.

"Rismon ini nekat karena sadar tidak sadar, menghadap-hadapkan diri bahkan seolah mendelegitimasi PUSLABFOR, sebuah instansi yang punya ISO 17025. Jangan macam-macam, ISO ini," kata Reza Indragiri dalam tayangan Youtube Forum Keadilan TV, dilansir TribunnewsBogor.com pada Selasa (27/5/2025).

"So what? kita lihat track record-nya," jawab Rismon.

Lebih lanjut, Rismon pun mengurai empat alasan kenapa ia tidak memercayai Puslabfor.

Yakni karena Rismon melihat rekam jejak buruk dari institusi tersebut.

Jejak pertama yang disorot Rismon adalah saat polisi menangani kasus Vina Cirebon.

"Kasus Vina Cirebon, ekstraksi SMS 22:14:10, tidak mereka pakai tuh dalam reka adegan. Yang diduga terjadi pemerkosan dan pembunuhan 21.30 sampai 22.30. Bayangkan kalau masih ada ekstraksi SMS dalam periode waktu yang ditentukan, kalau itu dipakai dalam reka adegan oleh polisi, apa yang terjadi? bubar skenario itu, itu produk polisi," pungkas Rismon.

Kasus kedua adalah soal hasil analisa Puslabfor terhadap kasus Jessica Kumala Wongso.

Rismon bahkan menyebut Bareskrim Polri sebagai penipu.

"(Kasus) Jessica (Kumala Wongso) menggunakan ired soft software gratisan dan berbohong mengatakan itu software yang tersedia di DVR. Padahal itu Linux operating system, itu produk Laboratorium Komputer Forensik, Bareskrim Polri itu penipu, itu cacat," imbuh Rismon.

Berikutnya, jejak buruk soal analisa Puslabfor yang diungkap Rismon adalah terkait kasus kematian anggota FPI di KM 50 tahun 2020 lalu.

Menurut Rismon, ada hal tak patut yang dilakukan kepolisian sehingga kasus tersebut menjadi terhambat penyelesaiannya.

"KM 50, polisi memerintahkan si data CCTV, HP di rest area KM 50 dihapus, belum lagi genangan darah tidak di police line. Terus 20 jam sebelum kejadian 7 Desember fiber optic putus, percaya enggak? tidak dianalisa itu serat opticnya bagaimana digunting dimakan tikus, enggak ada. Hanya dibilang tidak dapat mengirimkan gambar ke server di Bekasi, percaya enggak?" pungkas Rismon.

Mendengar pernyataan Rismon, Reza Indragiri kembali menimpalinya.

Baca juga: Bongkar Soal Proyek Besar di Balik Isu Ijazah Jokowi, Ngabalin Tantang Roy Suryo: Siapkan Panggung!

Hingga akhirnya Rismon mengibaratkan sertifikasi yang dimiliki Puslabfor seperti mobil mewah.

"ISO itu bagaikan mobil mewah, Anda dikasih tools tetapi belum tentu etika dalam menggunakan tools itu menjadi benar," ujar Rismon.

"Segala macam komentar sinis dari bang Rismon tadi itu datang dari seorang individu bernama Rismon. Sementara lembaga ini (Puslabfor) sudah dinilai komite akreditasi nasional," kata Reza Indragiri.

"Kalau itu (Puslabfor) menjalankan tugasnya dengan benar," imbuh Rismon.

Terakhir, Rismon mengurai jejak kelam keempat instansi kepolisian.

Yakni terkait kasus Ferdy Sambo.

"Kenapa kasus Sambo terjadi? bahwa terjadi katanya tembak menembak padahal tidak. Kalau mereka melakukan tugasnya, kenapa itu terjadi?" kata Rismon.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News 

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkini