TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Alasan salah satu suporter Persikas yang bentangkan spanduk sambil teriak yel-yel di acara Dedi Mulyadi, membuat Gubernur Jawa Barat itu geram.
Jawabannya itu malah membuat pendukung Persikas terancam masuk ke barak militer gelombang kedua.
Berawal saat suporter Persikas mendatangi kediaman Dedi Mulyadi untuk memenuhi undangan sang gubernur.
Di sana, suporter Persikas meminta maaf atas aksinya yang membentangkan spanduk sambil berteriak yel-yel acara Nganjang Ka Rakyat.
Mereka mengaku salah, sebab seharusnya mengadukan nasib Persikas ke bupati setempat, bukan pada gubernur, apalagi di acara yang mengandung kesedihan.
Sebagaimana diketahui, Dedi Mulyadi sempat marah pada suporter Persikas pada abu (28/5/2025).
Bukan tanpa sebab, amarah Dedi Mulyadi meledak karena para pendukung Persikas ini dinilai kurang ajar dan tidak memiliki adab.
Bagaimana tidak, saat Dedi Mulyadi berbincang dengan seorang ibu yang membesarkan empat anak hanya dengan mengumpulkan botol bekas, suporter Persikas malah berteriak yel-yel.
Sambil berteriak, mereka juga membentangkan spanduk besar yang bertuliskan Selamatkan Persikas.
Telak emosi Dedi Mulyadi langsung memuncak, merasa para suporter itu tak memiliki hati dan nalar rasa.
Pria yang akrab disapa KDM itu menilai orang-orang tersebut tidak memiliki adab dalam hidupnya.
"Tentunya sikap ini adalah sikap yang tidak beradab yang menempatkan sebuah masalah tidak pada tempatnya," ujarnya.
Usai kejadian tersebut, KDM pun menemui langsung perwakilan suporter Persikas di kediamannya di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat, Jumat (30/5/2025).
Dalam pertemuan itu, Dedi Mulyadi menjelaskan, gubernur maupun bupati sejatinya tidak memiliki kewajiban hukum untuk mengelola klub sepak bola profesional.
Baca juga: Balasan Dedi Mulyadi ke Suporter Persikas yang Ganggu Acara di Subang : Hobi Bagi yang Punya Duit
Terlebih, menurutnya, keuangan negara tidak boleh digunakan untuk kepentingan klub swasta.