"Kalau si Petong awal dia punya kesibukan, main lah, jangan ingat mamanya, jadi sedih. Kita nasihatin pelan-pelan 'dek, mama itu enggak pergi, mama itu nunggu kita, tinggal kita nunggu bagian, nanti kita juga bakal ketemu mama, mama hidup di sana. Kita nanti bakal bertemu'," ujar Idung.
Kondisi miris dialami anak kembar Mpok Alpa.
Setelah sang mama tiada, si kembar, Raffa dan Raffi masih didera sakit.
"Si kembar juga masih sakit, BAB, mungkin ikatan batin sama orangtua kan lebih kuat," pungkas Idung.
Demi bisa menenangkan sang bayi, Idung harus menempelkan baju almarhumah Mpok Alpa ke Raffa dan Raffi.
Kata Idung, anak kembarnya itu rindu dengan suara Mpok Alpa yang biasa mereka dengar setiap hari.
"Kalau si kembar dari mulai awal pertama almarhum mau dikemudikan ya gelisah, sampai sakit kan. Karena biasanya kan (kalau Mpok Alpa) pulang syuting kan (teriak) 'assalamualaikum boboboy'. Ciri khas suaranya buat di mindset bayi kan kencang. Makanya kemarin kan panas. Kalau kata orang tua, pakai baju yang dia (Mpok Alpa) pakai, tidur (anak-anak)," ungkap Idung.
Tak hanya anak-anak, kondisi Idung pun tak kalah memprihatinkan sepeninggalan Mpok Alpa.
Pria asli Depok, Jawa Barat itu mengaku masih belum kuat masuk ke kamar tidurnya bersama sang istri.
Hal tersebut karena Idung masih terbayang-bayang sosok Mpok Alpa yang sangat dicintainya.
"Sampai saat ini saya belum masuk kamar, saya belum ke rumah yang di sana, karena kalau ingat lemas, mengingatkan saya sama mpok. Saya masih tidur di ruang tamu, saya masih belum kuat. Mudah-mudahan Allah kasih kekuatan, saya bisa membesarkan anak-anak, pesan almarhumah gitu 'pah anak-anak susunya jangan sampai kurang, biar pada sehat, makannya perhatiin, sekolahnya yang tinggi'. Pasti dikasih makanan yang sehat, dia kalau sama anak tuh (paling utama)," ujar Idung sembari menahan tangis.
Di hari keempat kepergian sang istri, Idung masih merasa Mpok Alpa di sisinya.
"Mimpi mah belum. Cuma kalau kerasa mpok masih ada di sekitar kita sih sangat merasakan. Seperti ciri khas wanginya dia. Selama ini kita rasakan hidup 12 tahun, persis kayak masih ada almarhumah. Yang kita rasain kehilangan orang yang kita sayangi," akui Idung.
Mpok Alpa meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker payudara.
Komedian sekaligus presenter berusia 38 tahun itu pertama kali divonis mengidap kanker di tahun 2024.