TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Sikap Ketua DPR RI Puan Maharani berbeda dibanding anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Ni Hyang Sukma Ayu ketika penurunan bendera Merah Putih.
Saat Upacara Penurunan Bendera Negara Sang Merah Putih di Istaan Merdeka, Jakarta, Puan Maharani duduk di samping Ketua MPR Ahmad Muzani.
Prosesi ini menjadi sakral dan berlangsung khidmat dipimpin Presiden Prabowo Subianto.
Setelah diturunkan, Bendera Merah Putih kemudian diserahkan pada Prabowo lalu diletakkan di mimbar kehormatan.
Kemudian pasukan Paskibraka datang menjemput menggunakan Kereta Kencana Garuda Prabayaksa yang dinaiki Purna Paskibraka Duta Pancasila 2024 Lutfiyah Naurasyifa Utoyo.
Sedangkan petugas yang mengambil Bendera Merah Putih dari mimbar kehormatan yakni Perwira Paspampres Letnan Satu Kavaleri Yutfi Syuhada Panekei.
Ketika Yutfi mengambil bendera, tampak Puan Maharani membelakanginya sembari memegang handphone dengan posisi selfie.
Puan tampak terus memegang handphone ketika pengambilan bendera untuk dibawa kembali ke Monumen Nasional (Monas).
Sikap ini berbeda dengan putri sulung Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, Ni Hyang Sukma Ayu.
Hyang memang mendampingi KDM (Kang Dedi Mulyadi) menjadi pemimpin upacara penurunan bendera dalam rangka HUT ke 80 RI di Bandung, Jawa Barat.
Ketika Dedi mengambil sang saka Merah Putih untuk dibawa petugas Paskibraka, Hyang terus memegang tangan Dedi Mulyadi.
Saat bendera akan diserahkan, sandal Ni Hyang yang berwarna putih terlihat lepas.
Meski begitu ia tak berusaha untuk mengambilnya.
Dengan memakai satu sandal, Ni Hyang tampak tetap memberi hormat dengan mengatupkan kedua tangannya.
Sosok Ni Hyang Sukma Ayu :
Ni Hyang Sukma Ayu, akrab disapa Ni Hyang, merupakan putri bungsu dari Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat yang kini menjabat hasil pernikahannya dengan Anne Ratna Mustika, Bupati Purwakarta. Lahir di Bandung pada tanggal 18 April 2019 sekitar pukul 10.00 WIB.
Dedi Mulyadi sendiri memberi nama Ni Hyang dengan makna mendalam yang mencerminkan harapan ayah terhadap putrinya. Menurut beliau, “Hyang” mengandung makna langit (mengacu pada alam seluas langit), “Sukma” berarti ruh, dan “Ayu” melambangkan kelembutan—sebuah nama yang dirangkai agar Ni Hyang tumbuh menjadi sosok perempuan Sunda yang lembut namun kuat.
Belakangan, Ni Hyang telah memasuki bangku kelas 1 SD di SD Negeri Sukasari 1, Subang—sekolah yang sama di mana sang ayah pernah menempuh pendidikan dasar.
Meski usianya masih sangat muda, Ni Hyang sering terlihat menemani sang ayah dalam berbagai kesempatan formal, termasuk pelantikan kepala daerah.
Baca juga: Jawaban Dedi Mulyadi Ketika Dijodohkan Netizen dengan Sherly Tjoanda, Ni Hyang Juga Merespons
Sosok Puan Maharani :
Puan Maharani adalah seorang politisi Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI periode 2019–2024.
Ia lahir pada 6 September 1973 di Jakarta dan merupakan putri dari pasangan Taufiq Kiemas, seorang tokoh senior PDI Perjuangan, serta Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 Republik Indonesia.
Sebelum menjadi Ketua DPR, Puan pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (2014–2019).
Sebagai kader PDI Perjuangan, Puan dikenal aktif dalam dunia politik sejak muda dan sering terlibat dalam kegiatan partai maupun kerja legislasi.
Baca juga: Pengamat Sebut Ada 2 Alasan Gibran Tak Salami AHY Saat Upacara, Puan Maharani Tertawa Ungkap Respon
Kariernya menjadikannya salah satu politisi perempuan paling berpengaruh di Indonesia, dengan latar belakang keluarga politik yang kuat dan pengalaman panjang di parlemen serta pemerintahan.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2023, Puan memiliki kekayaan sebanyak Rp 552.887.740.518.
Hartanya terbagi dalam tanah dan bangunan sebanyak 97 dengan nilai total Rp 273.183.277.100.
ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 1.530.000.000
1. MOBIL, VW BEETLE SEDAN Tahun 2000, HASIL SENDIRI Rp. 200.000.000
2. MOBIL, TOYOTA LAND CRUISER JEEP Tahun 2008, HASIL SENDIRI Rp. 400.000.000
3. MOTOR, HARLEY DAVIDSON SEPEDA MOTOR Tahun 2003, HASIL SENDIRI Rp. 120.000.000
4. MOBIL, VW KARMAN GHIA SEDAN Tahun 1961, HASIL SENDIRI Rp. 65.000.000
5. MOBIL, DAIHATSU TARUNA MINIBUS Tahun 2002, HASIL SENDIRI Rp. 130.000.000
6. MOTOR, HARLEY DAVIDSON SEPEDA MOTOR Tahun 2002, HASIL SENDIRI Rp. 85.000.000
7. MOTOR, HARLEY DAVIDSON SEPEDA MOTOR Tahun 2002, HASIL SENDIRI Rp. 80.000.000
8. MOBIL, MERCEDES BENZ SEDAN Tahun 1969, HASIL SENDIRI Rp. 150.000.000
9. MOBIL, MERCEDES BENZ SEDAN Tahun 1976, HASIL SENDIRI Rp. 150.000.000
10. MOBIL, MERCEDES BENZ 280 CE Tahun 1982, HASIL SENDIRI Rp. 150.000.000
C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 5.000.000.000
D. SURAT BERHARGA Rp. 235.998.518.139
E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 84.369.638.334
F. HARTA LAINNYA Rp. ----
Sub Total Rp. 600.081.433.573
III. HUTANG Rp. 47.193.693.055
IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 552.887.740.518
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t