Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Misteri Ponsel Timothy Anugerah Sebelum Jatuh dari Lantai 4, Saksi Tak Berniat Tolong: Gak Kenal

Penyebab jatuhnya Timothy Anugerah Saputra dari lantai 4 Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNUD belum terungkap.

|
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Ist
KEMATIAN MAHASISWA UNUD - Misteri Ponsel Timothy Anugerah Sebelum Jatuh dari Lantai 4, Saksi yang Melihat Tak Berniat Tolong 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Penyebab jatuhnya Timothy Anugerah Saputra dari lantai 4 Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Udayana (UNUD) hingga saat ini belum terungkap.

Ramai dinarasikan bahwa Timothy meninggal dunia akibat aksi perundungan yang ia alami.

Namun hal itu belum terverifikasi, karena faktanya Timothy dirundung setelah meninggal dunia.

Apalagi menurut teman-temannya, Timothy selama ini tak pernah mendapat bullyan.

Hingga saat ini kepolisian masih belum bisa membuka isi ponsel Timothy.

Pihak kepolisian sudah mengumpulkan bukti berupa rekaman CCTV sebelum dan saat Timothy terjatuh.

"Kami jelaskan bahwa CCTV di lobby pada saat korban datang kemudian pada saat korban terjatuh, itu ada. Terekam oleh CCTV pada saat masuk ke gedung, Di CCTV yang sama juga merekam pada saat korban terjatuh," kata Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Laksmi T.

Laksmi menjelaskan, di lantai 4 tempat Timothy jatuh itu ada CCTV namun sudah rusak sejak tahun 2023.

Meski tak ada CCTV, namun ada mahasiswa yang melihat Timothy di lantai 4.

"Saksi yang melihat pada saat korban keluar dari lantai 4 ada, datang di lantai 4 berjalan, kemudian korban duduk di lokasi terakhir tempat ditemukan tas dan sepatu," tutur dia.

Tak hanya satu orang, kata dia, ada tiga orang yang melihat Timothy di lantai 4 sebelum terjatuh.

"Ada 3 orang saksi yang melihat itu, karena tidak saling kenal jadi dibiarkan saja, tidak terlalu menghiraukan kegiatan korban," kata dia.

Namun sekitar 10-15 menit kemudian, satu dari tiga saksi itu sempat menoleh lagi ke tempat terakhir Timothy duduk.

Ternyata saat itu Timothy sudah tidak ada, dan hanya tersisa sepatunya saja.

Melihat hanya ada sepatu, ketiganya tak penasaran atau berniat menolong.

Sebab diduga tak lama setelah itu, Timothy pun terjatuh.

Namun karena tidak kenal dengan Timothy, mereka pun menghiraukan hal tersebut.

"Setelah salah satu saksi menyampaikkan, kemudian ‘oh mungkin punya yang tadi, udah biarin aja’ karena tidak kenal," jelas Laksmi.

Baca juga: Ayah Timothy Buka-bukaan Ungkap Kondisi Kesehatan Anaknya, Jawaban soal Dugaan Penyakit Terkuak

"Kemudian ada juga saksi yang melihat pada saat korban melepas sepatu," ujarnya lagi.

Laksmi menuturkan, berdasarkan keterangan teman-temannya, Timothy tidak dirundung sebelum meninggal dunia.

"Kalau untuk menjadi korban pembullyan itu dari teman-temannya itu pun merasa sangat kecil sekali kemungkinannya terjadi karena korban ini orang yang berprinsip sekali," ungkap kata Laksmi lagi.

"Jadi (korban) bukan tipe-tipe yang gampang dibully seperti itu. Itu pengakuan dari beberapa saksi yang kami mintai keterangan," sambungnya.

Bahkan kata sahabatnya, Timothy tidak mungkin jadi korban perundungan.

Namun diungkap Laksmi, dugaan pembullyan memang terjadi setelah Timothy tewas.

"Kalau setelah korban terjatuh sampai akhirnya korban meninggal dunia, itu kan ada tersebar chat di media sosial. Kalau sebelum kejadian itu, bahkan dari sahabat korban pun itu (bilang) sangat kecil sekali kemungkinannya (korban tewas karena dibully)," kata Kompol Laksmi Trisnadewi.

Hingga saat ini, pihak kepolisian belum bisa membuka ponsel milik Timothy.

Penasaran, polisi menyebut harusnya bisa dapat informasi lebih banyak jika diizinkan mengecek HP Timothy.

Padahal ponsel itu bisa membongkar jejak digital Timothy sebelum meninggal dunia.

"Kepada ibu dan pihak ayah, kami sudah sampaikan, kalau memang diperkenankan kami membuka HP korban, mungkin saja di sana bisa ditemukan informasi. Tapi dari pihak ibu, sudah menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan tidak mau memperpanjang lagi permasalahan ini ke jalur hukum, jadi akses untuk handphone tidak bisa kami dapatkan,"  ungkap Kompol Laksmi.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved