Curhat Deni Sister Hong Lombok, Disabilitas Korban Bully, Bantah Shalat di Masjid Pakai Mukena

Curhat Deni Sister Hong Lombok, Ngaku Korban Bully Saat SD, Bantah Shalat di Masjid Pakai Mukena

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Instagram Dea Lipha
POLEMIK MUA LELAKI - Deni Sister Hong muncul (KIRI). Pose Deni di Instagram (KANAN). Curhat Deni Sister Hong Lombok 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Deni Sister Hong Lombok muncul ke hadapan publik. Dia mengaku sebagai korban bully saat SD.

Deni juga membantah tuduhan shalat di masjid pakai mukena.

Nama Dea Lipa kini menjadi perhatian publik.

Dea Lipa merupakan seorang make up artist (MUA) asal Lombok.

Ia menjadi viral di media sosial setelah akun Facebook Diana _Arkayanti mengunggah identitas aslinya.

Disebutkan bahwa Dea Lipa sebenarnya seorang pria.

Nama aslinya adalah Deni, warga Desa Mujur, Kecamatan Timur Lombok Tengah.

Julukan Sister Hong merujuk pada seorang pria bermarga Jiao atau dikenal dengan nama daring Sister Hong yang menggemparkan China. 

Sebab pria 38 tahun itu menyamar menjadi wanita dan berhubungan seksual dengan lebih dari 1.000 pria.

Polisi di kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, Tiongkok timur, Jiao pada 5 Juli 2025 lalu karena menyebarkan konten seksual.

Kini Deni Sister Hong Lombok muncul ke hadapan publik.

Dia mengaku sebagai penyintas disabilitas.

"Dengan keterbatasan pendengaran setelah saya mengalami kecelakaan di usia 10 tahun," katanya.

Deni mengaku beragama Islam.

"Saya beragama Islam. Sejak kecil saya tinggal bersama nenek dari pihak ibu karena kedua orang tua saya bekerja sebagai tenaga imigran," katanya.

Ketika duduk di kelas 6 SD sang nenek wafat.

Dia juga mengalami perundungan saat itu.

"Saya hanya menamatkan pendidikan sampai sekolah dasar karena pada masa itu saya mengalami perundungan dan tidak memiliki cukup dukungan untuk melanjutkan sekolah setelah nenek saya wafat ketika saya kelas 6 SD," katanya.

Beranjak dewasa Deni mulai memperlajari tata rias wajah.

Ia tidak kursus atau sekolah.

Deni belajar make up dari media sosial.

"Saya banyak belajar bertahan hidup secara mandiri. Saat ini saya bekerja sebagai MUA. Keterampilan ini saya pelajari secara otodidak melalui Youtube dan media sosial lain," katanya.

Dengan keahliannya menata rias wajah, Deni merasa percaya diri.

"Melalui pekerjaan inilah saya merasa bisa berdiri di atas kaki saya sendiri memenuhi kebutuhan hidup dan memperoleh kepercayaan diri," katanya.

Tapi beberapa belakangan semua upayanya dihancurkan sebuah akun media sosial.

"Namun beberapa hari terakhir saya mengalami ujian begitu berat. Sebuah akun media sosial memposting foto-foto saya berserta dengan narasi yang tidak benar, fitnah dan sangat melukai perasaan saya, keluarga saya serta teman-teman yang selama ini mendukung saya," katanya.

Deni mengaku sama sekali tidak mengenal pemilik akun tersebut.

"Saya tidak mengenal pemilik akun tersebut, tidak pernah bertemu, komunikasi, saya juga tidak pernah memberi izin untuk menggunakan foto saya," katanya.

Bahkan ia dituduh sebagai penista agama.

"Banyak narasi yang disebar tidak sesuai kenyataan. Bahkan menuduh saya sebagai penista agama, kaum sodom, Sister Hong dari Lombok, serta melakukan hal yang tidak saya lakukan," katanya.

Deni pun membantah tuduhan bahwa ia shalat di saf perempuan saat di masjid.

"Dengan tegas menyampaikan tuduhan bahwa saya memakai mukena masuk ke masjid dan beribadah di saf perempuan adalah tidak benar," katanya.

"Saya menghormati rumah ibadah, menghormati tata cara ibadah dan memahami adat dalam agama," tambah Deni Sister Hong.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved