Langkah Pemkot Agar ASN Kota Bogor Ngantor Naik Transportasi Umum, Angkot Jadi Feeder
Wacana ASN Kota Bogor ngantor naik transportasi umum merupakan langkah awal dari peralihan kendaraan pribadi.
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Wacana ASN Kota Bogor ngantor naik transportasi umum masih terus bergulis. Pemerintah Kota Bogor memilliki banyak PR untuk merealisasikan cita-cita transportasi yang nyaman.
Wacana ASN Kota Bogor ngantor naik transportasi umum merupakan langkah awal dari peralihan kendaraan pribadi.
Pasalnya sampai dengan saat ini, permasalahan macet di Kota Bogor masih belum dapat dituntaskan 100 persen.
Padahal Wali Kota Bogor Dedie Rachim dan Jenal Mutaqin memiliki program prioritas Bogor Lancar yang meliputi transformasi angkutan kota serta kelengkapan infrastruktur.
Kini Biskita Trans Pakuan baru beroperasi dua koridor, Terminal Bubulak ke Cidangiang, dan Terminal Bubulak sampai Ciawi.
Rencananya koridor 5 dan 6 baru akan dioperasikan Oktober 2025 nanti.
Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno berpendapat Pemkot perlu melakukan beberapa langkah agar pegawainya bisa optimal beralih ke transportasi umum.
"Dipetakan dulu ASN Kota Bogor tuh rumahnya dimana, di Kota Bogor atau bukan Kota Bogor, berapa persen," katanya.
Perlu dilihat lebih dulu domisili pegawai sudah dilengkapi dengan transportasi umum atau belum.
"99 persen orang itu tiap hari berangkat dari rumah, 1 persen mungkin dari hotel. Apa kawasan perumahan itu sudah dilengkapi feeder angkutan umum. Selama di kota perumahan itu tidak ada, mustahil dan mustajab akan beralih (dari pribadi ke angkutan umum)," katanya kepada TribunnewsBogor.com.
Setelah adanya akses angkutan umum, Pemerintah Kota Bogor perlu mengintegrasikan dengan Biskita Trans Pakuan.
"Itu dipenuhi dulu. Kalau sudah, nanti tarifnya diintegrasi, selain naik angkot kemudian naik ini (Biskita) satu kali bayar," katanya.
Selain itu, Pemkot Bogor juga perlu melengkapi fasilitas lain seperti angkutan umum, pendestrian yang nyaman, hingga jalur sepeda.
"Kalau sudah dilengkapi tapi gak mau pindah baru push and pullnya dipush lagi dengan kebijakan lain. Pull itu dipenuhi dulu angkutan umum, pendestrian harus bagus, jalur sepeda, sudah kamu gak mau pindah, parkir dimahalin, ada pembatasan. Selama perumahan tidak dilengkapi angkutan umum, jangan coba-coba," katanya.
Kemudian Pemkot Bogor juga perlu melakukan pemetaan per orang soal jarak antara rumahnya dengan lokasi halte Biskita Bogor.
"Masih ada pemataan lagi, apa dengan halte Biskita mereka dekat, dipetakan lagi. Kalau 200 meter suruh aja, tapi pemataan per orang lho itu," katanya.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
POPDA XIV dan PEPARPEDA IV Jawa Barat 2025, Ratusan Atlet Kota Bogor Dilepas Dedie Rachim |
![]() |
---|
Wakil Wali Kota Bogor Ronda Bersama Warga Menteng, Ikut Keliling Kampung Sambil Mukul Kentongan |
![]() |
---|
Sudah Dibersihkan Wakil Wali Kota Bogor, Jembatan MA Salmun Kini Dikotori PKL Lagi |
![]() |
---|
Aktivasi Siskamling di Kota Bogor, Jenal Mutaqin Ronda Bersama Warga Menteng |
![]() |
---|
Majukan Ekonomi Kreatif Kota Bogor, Dedie Rachim Terima Piala Apresiasi dari Kompas TV |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.