Penampakan Gubuk Tempat Kakek Cabul di Bogor, Pantas Tak Langsung Ketahuan Meski di Pinggir Jalan

Dua kakek cabul berinisial WS (65) dan MR (68) memanfaatkan saung atau gubuk untuk melakukan tindakan tak senonoh terhadap anak

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Naufal Fauzy
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
PENCABULAN DI BOGOR - Penampakan saung atau gubuk lokasi kakek cabul melakukan tindakan tak senonoh terhadap anak di bawah umur di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Senin (22/9/2025). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIAMPEA - Dua kakek cabul berinisial WS (65) dan MR (68) memanfaatkan saung atau gubuk untuk melakukan tindakan tak senonoh terhadap anak di bawah umur di wilayah Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.

Mereka pun kini harus merasakan dinginnya jeruji besi setelah diamankan Polres Bogor atas perbuatan bejatnya.

Saung diketahui merupakan gubuk kecil yang biasanya dijadikan tempat untuk berteduh para petani.

Pantauan TribunnewsBogor.com, Senin (22/9/2025), di sekitar gubuk lokasi pencabulan itu memang terdapat area tanah kebun.

Di area kebun itu terpantau ditanami talas, singkong dan beberapa pohon pisang.

Baca juga: Gelagat Muka Tebal Kakek Cabul di Bogor Usai Bejatnya Ketahuan Tetangga, Sikap Santainya Bikin Geram

Di sana lah pelaku kerap beraktivitas menurut warga sampai akhirnya gubuk itu dimanfaatkan pelaku untuk perbuatan cabul terhadap anak-anak cilik sekitar.

Saung tersebut terpantau berdiri dengan tiang kayu dan bambu serta beratap genteng merah biasa.

Di dalamnya terdapai area balai tempat duduk yang diberi lapisan alas karung.

Terdapat pula sebuah meja triplek yang di atasnya ditaruh beberapa galon air mineral.

Saung tersebut berada cukup dekat berdampingan dengan akses jalan gang pemukiman warga yang termasuk padat.

Meski berdekatan dengan jalan akses warga, perbuatan bejat pelaku tak langsung ketahuan oleh warga yang melintas.

Baca juga: Cerita Pilu Orang Tua Gadis Korban Pencabulan Kakek-kakek di Ciampea Bogor, Begini Kondisi Psikisnya

Alasannya, area kebun tersebut dipagari dengan bambu yang tinggi.

Warga yang melintasi gang tidak akan melihat langsung adanya aktivitas di balai bambu saung itu, kecuali hanya terlihat bagian atas saung atau atapnya.

Salah satu warga sekitar, Aida mengatakan bahwa area kebun itu awalnya merupakan tanah kosong yang tak digunakan pemiliknya.

Kedua kakek pelaku pencabulan, bukanlah pemilik tanah kebun tersebut.

"Itu (kebun) punya orang lain," kata Aida kepada TribunnewsBogor.com, Senin (22/9/2025).

Dia mengatakan bahwa pemilik lahan merupakan warga luar daerah sekitar.

Baca juga: Jadi Korban Pencabulan 2 Kakek Bejad, Gadis di Bawah Umur di Ciampea Bogor Alami Gangguan Psikologi

Namun pelaku menempati dan memanfaatkan tanah itu untuk berkebun dan beternak.

"Jadi dia menempati, memanfaatkan tempat itu untuk berkebun, bercocok tanam," katanya.

"Memelihara bebek dan ayam juga di situ," sambung Aida yang juga salah satu orang tua korban ini.

Awalnya, Aida juga tak curiga dengan aktivitas sehari-hari pelaku yang masih warga Ciampea, Kabupaten Bogor ini.

Sampai akhirnya korban yang masih anak di bawah umur menceritakan perbuatan bejat pelaku ke orang tuanya.

Aida yang juga terpukul karena anaknya juga jadi korban sampai menangis meminta tolong ke aparat melalui video yang kemudian viral di media sosial.

Kemudian yang membuat Aida geram, adalah gelagat pelaku yang seakan-akan tak merasa berdosa.

Baca juga: Diiming-imingi Duit Rp 5 Ribu, 2 Gadis Cilik Jadi Korban Pencabulan 2 Kakek-kakek di Ciampea Bogor

"Awalnya biasa aja, sering bulak-balik. Bahkan sudah ketahuan juga masih suka berkeliaran, sebelum ditangani Polres," katanya.

"Dia masih suka beraktivitas dari naik sepedah-sepedahan, terus dia berkebun," sambung Aida.

Dengan sudah ditangkapnya kedua pelaku, Aida berharap pelaku dihukum yang seadil-adilnya.

Mengingat kondisi anaknya yang menjadi korban terganggu psikisnya atas perbuatan bejat pelaku.

Terlebih jumlah korbannya pun lebih dari dua orang anak.

"(Korban) Ada banyak, yang diketahuin ada 10 orang," kata Aida.

Kronologi Pencabulan

Kasatreskrim Polres Bogor, AKP Teguh Kumara mengatakan, aksi pencabulan ini terjadi pada Juli 2025 lalu.

Kemudian dilaporkan oleh orang tua korban pada 11 Agustus 2025.

Kejadian itu bermula saat dua korban anak di bawah umur sedang bermain di kebun sekitar rumah.

Baca juga: Cegah Korban Pencabulan di Cibinong Bogor Jadi Pelaku, KPAD Dorong Adanya Pendampingan

Mereka tak sengaja bertemu dengan WS yang sedang berkebun.

Pelaku WS memanggil keduanya lalu mengiming-imingi korban dengan uang Rp5 ribu agar menurutinya.

"Pelaku mengatakan kepada salah satu korban AQ untuk membagi Rp5 ribu itu kepada temanya," ujar AKP Teguh dalam jumpa pers, Minggu (21/9/2025).

Setelah uang tersebut diterima, kedua korban di bawa oleh pelaku ke saung miliknya yang berada di sekitaran kebun.

Di dalam saung tersebutlah kedua pelaku melakukan perbuatan cabul terhadap kedua anak di bawah umur sekitar pukul 10.00 WIB.

Adapun motif dari di balik aksi pencabulan ini yaitu pelaku ingin membuktikan kejantanannya dengan cara memastikan alat kelaminnya masih mampu untuk ereksi.

"Di sini para tersangka mengarahkan kedua anak korban ini mohon maaf untuk memegang kelamin para tersangka," kata Teguh.

"Begitu juga sebaliknya para tersangka juga mohon maaf meraba bagian tubuh dari korban anak," ungkapnya.

Pencabulan ini terungkap setelah salah satu korban bercerita ke orang tua kemudian melaporkannya ke pihak kepolisian.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved