Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Keluarga yang Tinggal di Gubuk Rancabungur Sulit Dapat Bantuan, Pemkab Bogor Beri Syarat

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor telah melakukan assessment ke lokasi.

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunnewsBogor.com/Muamaruddin Irfani
Penampakan gubuk kecil yang ditinggali oleh satu keluarga di Kampung Sukajadi, Desa Mekarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Kamis (9/10/2025). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Kondisi satu keluarga yang tinggal di gubuk kecil di wilayah Desa Mekarsari, Kecamatan Rancabungur mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Bogor.

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor telah melakukan assessment ke lokasi.

"Tim teknis DPKPP sudah melakukan penelitian lapangan, ternyata hasilnya bahwa bangunan berada di tanah waris," ujar Kepala DPKPP Kabupaten Bogor, Eko Mujiarto, Sabtu (11/10/2025).

Ia mengatakan, keluarga tersebut akan mendapat bantuan pembangunan rumah tidak layak huni (Rutilahu) apabila syaratnya terpenuhi.

Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah status tanahnya harus ada kejelasan terlebih dahulu dalam artian harus tanah milik sendiri.

"Bisa dapat bantuan rutilahu tapi status tanahnya diperjelas dulu, jangan sampai nanti kita bantu ternyata ada masalah dikemudian hari khusus masalah tanahnya," katanya.

Sebelumnya diberitakan, kisah pilu dialami oleh satu keluarga yang tinggal di Kampung Sukajadi, Desa Mekarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor.

Satu keluarga yang terdiri dari empat jiwa di dalamnya itu tinggal di sebuah gubuk kecil yang terbuat dari bambu.

Dedi, selaku kepala keluarga mengungkapkan, tinggal di gubuk tersebut bersama dua anak dan seorang istri sejak tiga tahun belakangan.

Sebelumnya, ia sempat mengontrak sebuah rumah di wilayah Tangerang kemudian kembali tinggal bersama orang tuanya.

Akan tetapi, karena di rumah orang tuanya sudah terlalu banyak keluarga yang tinggal, ia pun memanfaatkan lahan kosong di area depan untuk membangun sebuah gubuk.

"Emang sengaja begitu aja, sengaja buat tinggal. Tadinya di sini (rumah orang tua) tahun 2018, pindah kesitu tahun 2022, tadinya di sini (rumah orang tua) tapi udah kebanyakan," ujarnya, Kamis (9/10/2025).

Ia mengaku tidak memiliki pilihan lain untuk mencari tempat tinggal yang lebih layak karena keterbatasan ekonomi.

Pria berusia 39 tahun itu bekerja serabutan menjadi kuli bangunan yang bertugas menjadi kenek membantu tukang bangunan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved