Kesaksian 2 Santri Terkubur Reruntuhan Ponpes di Sidoarjo, 3 Hari Tertidur Tak Sadar Mushola Roboh

Dua santri yang selamat menceritakan momen saat terkubur reruntuhan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo. 3 hari tak makan dan minum tapi selamat.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
kolase Kompas.com dan Youtube metro tv news
PONPES DI SIDOARJO ROBOH: Momen santri bernama Alfatih Cakrabuana (kanan) menceritakan momen saat terkubur reruntuhan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo. 3 hari tak makan dan minum tapi selamat. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM – Dua santri yang berhasil selamat dari tragedi ambruknya bangunan di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur mengurai kesaksian.

Mereka mengungkap momen saat tiga hari terjebak di reruntuhan puing dan bangunan roboh.

Selama tiga hari terkubur di reruntuhan, dua santri tersebut mendapatkan keajaiban tak terduga.

Untuk diketahui, bangunan empat lantai yang dijadikan Mushola di Pondok Pesantren Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur mendadak ambruk pada Senin (29/9/2025).

Bangunan yang tampak kokoh itu roboh sekira pukul 15.00 WIB. 

Alhasil sejumlah santri yang tengah melakukan shalat Ashar di bangunan itu pun menjadi korban. 

Beberapa santri langsung bisa diselamatkan, tapi beberapa masih tertimbun reruntuhan

Sampai 2 Oktober 2025 proses evakuasi para santri Ponpes Al Khonziny masih terus berjalan. 

Data sementara mencatat korban reruntuhan mushala Ponpes Al Khoziny tercatat sebanyak 108 orang. 

18 korban di antaranya berhasil diselamatkan, sedangkan lima orang dinyatakan meninggal dunia. 

Kesaksian korban selamat

Insiden yang menyesakkan hati orangtua para santri itu tampaknya berhasil dilewati oleh dua santri bernama Syaifur Rosi Abdullah dan Alfatih Cakrabuana.

Sebab keduanya akhirnya diselamatkan oleh Tim SAR setelah tiga hari terjebak di reruntuhan.

Rosi dan Alfatih ditemukan dalam kondisi selamat pada Rabu (1/10/2025).

Kini dilarikanke rumah sakit, Syaifur Rosi Abdullah mengurai cerita.

Sembari terbaring di ranjang kasur, Rosi mengaku sempat menangis saat tertimpa reruntuhan bangunan.

Selama tiga hari terjebak di tengah puing dan beton, Rosi tak makan sama sekali.

"Nangis saya. Butuh bantuan, habisnya enggak ada bantuan. Posisi miring," ujar Rosi dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan youtube metro tv news, Kamis (2/10/2025).

BANGUNAN PONPES AMBRUK - Proses evakuasi korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran Sidoarjo, Senin (29/9/2025).
BANGUNAN PONPES AMBRUK - Proses evakuasi korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran Sidoarjo, Senin (29/9/2025). (Surya/Bobby Constantine Koloway)

Selama tiga hari itulah Rosi sempat berusaha mendorong beton yang membelenggunya.

Rosi dan teman-temannya yang lain juga berusaha berteriak agar didengar oleh warga di luar reruntuhan.

Namun sampai tiga hari lamanya Rosi terjebak di sana.

"Berusaha dorong, beton, beton, enggak kuat. Pas ada orang orang (teriak) 'pak bantuin pak'. Minta tolong bareng-bareng pakai batu, bapaknya dengar," ungkap Rosi.

Sampai tiga hari kemudian, Rosi tersentak saat ada warga yang menemukanya.

Di momen itu Rosi baru menyadari bahwa kakinya terluka parah akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

"Baru jam 12 malam, ada orang kampung bantu nyariin. Akhirnya kaki keluar, saya menahan sakit. (Kata warga) 'oh ini ada'. (Kata Rosi) 'pak teman saya, teman saya dulu pak'," akui Rosi.

Serupa dengan Rosi, Alfatih Cakrabuana juga menceritakan kisahnya saat terjebak di reruntuhan selama tiga hari.

Bedanya dengan Rosi, selama tiga hari itu Alfatih mengaku tertidur pulas.

Baca juga: Sudah 3 Hari, 91 Orang Diduga Masih Terjebak Reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo

Sebelum bangunan roboh, Alfatih bercerita kalau ia sempat tertidur di mushola.

Alfatih pun tak ikut sholat ashar berjamaah.

"Saya sudah tidur sebelum shalat ashar," pungkas Alfatih.

Saat kejadian, Alfatih mendadak terbangun karena merasa ada benda yang menimpa tubuhnya.

"Bangun tidur kayak ada gempa, terus lari, pingsan, kena batu. Bangun-bangun udah gelap," ujar Alfatih.

Penasaran, Alfatih akhirnya bertanya ke temannya yang juga terjebak di reruntuhan.

"Di sebelah ada teman, ku tanya kenapa? (kata teman) 'musholanya roboh ada gempa'. Terus cerita," imbuh Alfatih.

PONPES DI SIDOARJO ROBOH: Momen santri bernama Alfatih Cakrabuana (kanan) menceritakan momen saat terkubur reruntuhan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo. 3 hari tak makan dan minum tapi selamat.
PONPES DI SIDOARJO ROBOH: Momen santri bernama Alfatih Cakrabuana (kanan) menceritakan momen saat terkubur reruntuhan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo. 3 hari tak makan dan minum tapi selamat. (kolase Kompas.com dan Youtube metro tv news)

Setelah mengetahui keadaan bangunan roboh, Alfatih justru tak panik.

Bocah kelas 3 SMP itu justru kembali tidur selama tiga hari.

Selama tiga hari tidur, Alfatih mengaku sempat bermimpi.

"Di mimpiku aku minum kayak lewat selang. Hanya mimpi tapi kayak asli," kata Alfatih.

Sampai di hari ketiga, Alfatih ditemukan dengan kondisi tak mengalami luka serius.

Hal itu terjadi karena tubuh Alfatih tertimbun pasir.

Kepala Alfatih selamat dari cedera karena ditutupi seng.

Alfatih yang tak tahu soal bangunan ambruk akhirnya terbangun dari tidur selama tiga hari.

"Saya kira yang mengetuk tukang, ternyata sudah ada tim SAR," ujar Alfatih dikutip dari Kompas.com.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved