Janggal Motif Pembunuhan 1 Keluarga di Indramayu, Keluarga Sebut Mobil Sahroni Tak Pernah Dirental

Pengakuan dua pelaku pembunuhan satu keluarga di Indramayu Jawa Barat dianggap janggal oleh keluarga korban.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase TikTok Nega dan Euis Juwita Sari
PEMBUNUHAN SATU KELUARGA - Janggal Motif Pembunuhan 1 Keluarga di Indramayu, Keluarga Sebut Mobil Sahroni Tak Pernah Dirental 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pengakuan dua pelaku pembunuhan satu keluarga di Indramayu Jawa Barat dianggap janggal oleh keluarga korban.

Kepada penyidik, kedua pelaku mengaku tega menghabisi nyawa satu keluarga itu karena dendam.

R yang merupakan otak pembunuhan mengaku kesal karena uang sewa mobil Avanza tidak kunjung dikembalikan oleh korban.

Padahal menurut keluarga dan tetangganya, mobil milik keluarga Sahroni itu tidak pernah disewakan.

Apalagi korban disebut-sebut tidak mau mengembalikan uang sewa milik pelaku Rp 750 ribu.

Sebab korban diketahui memiliki toko sembako dan beberapa kontrakan.

Pelaku juga rela mengimingi uang Rp 100 juta kepada rekannya untuk ikut melakukan aksi pembunuhan.

Satu keluarga yang terdiri dari ayah, anak, menantu, dan dua cucu itu ditemukan terkubur di rumahnya kawasan Paoman, Kabupaten Indramayu, Senin (1/9/2025). 

Mereka adalah Sahroni (76), Budi Awaludin (45), Euis Juwita Sari (37), dan Ratu (7).

Kepada polisi, tersangka R mengaku melakukan aksi kejinya itu dengan cara memukul korban menggunakan besi pipa yang dibawa dalam tasnya.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan menuturkan, aksi keji itu dilakukan oleh R dan P pada Jumat (29/8/2025).

Pada malam itu sekitar pukul 23.00 WIB, tersangka R dan P datang ke rumah korban.

Kedatangan keduanya memang berencana untuk menghabisi nyawa Budi Awaludin.

Hal itu berawal dari kekesalan R pada Budi saat menyewa mobil Avanza milik korban.

"Pada tanggal 25 R berencana untuk sewa mobil milik BA, berupa Avanza. Sudah memberikan uang sewa sekitar Rp 750 ribu," kata Kombes Pol Hendra Rochmawan dikutip dari Youtube Tribun Cirebon, Selasa (9/9/2025).

Lalu pada tanggal 27, R mendatangi rumah korban untuk mengambil kendaraan tersebut.

Tapi sesampainya di lokasi, ternyata mobil yang akan disewanya itu justru sedang mogok.

R pun akhirnya meminta uang Rp 750 ribu yang sudah diberikan untuk sewa mobil itu dikembalikan.

Baca juga: Habis Akal Pembunuh Satu Keluarga di Paoman, Kabur ke Luar Provinsi Tapi Malah Permudah Polisi

"Tapi BA mengatakan uangnya sudah terpakai untuk membeli sembako. Sehingga BA mencari uang untuk mengganti uang sewa, tapi saudara R sudah terlalu kesal," tutur dia.

Karena kesal, R pun akhirnya mengajak P untuk merencanakan pembunuhan.

Pada tanggal 28 Agustus 2025, R sempat membeli cangkul di pasar dan memanggil P.

"Menyiapkan besi pipa yang setelah pembunuhan dilempar ke Sungai Cimanuk," kata Hendra Rochmawan lagi.

Ia mengatakan, P tertarik membantu R karena dijanjikan Rp 100 juta setelah selesai melakukan aksinya

"Tapi sampai saat ini Rp 100 juta itu belum diterima P," katanya.

Di tanggal 29 Agustus 2025 malam pukul 23.00 WIB, R dan P mendatangi rumah korban sambil membawa pipa besi di dalam tasnya.

Saat itu R dan P datang dalam kondisi baik-baik dan beralasan mau mengajak Budi berbisnis BBM.

R kemudian mengajak Budi keliling rumahnya untuk melihat lokasi.

"Diajak ke pekarangan lalu memukul BA dengan besi pipa di bagian tengkuk. Korban langsung tersungkur. P menjaga antara tempat kejadian dengan pintu rumah," jelas Hendra.

Baca juga: Ada Campur Tangan di Kasus Kematian Satu Keluarga di Paoman, TKP Jadi Kacau Persulit Polisi ?

Setelah tersungkur, Budi Awaludin kembali dipukuli wajahnya oleh R sampai hancur dan dipastikan meninggal dunia.

Tak berhenti di itu, sambil memegang pipa besi itu, R berjalan masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamar Sahroni, ayah Budi.

Saat itu, Budi yang sedang tertidur langsung dipukul berkali-kali menggunakan besi di bagian wajahnya.

"Langsung dipukul bagian muka karena sedang tidur, dipukul tidak hanya sekali, sampai meninggal," katanya lagi.

Istri dan kedua anak Budi pun ikut jadi sasaran R.

Ia lalu menuju ke kamar istri korban dan kedua anaknya, lalu melakukan aksi yang sama.

"Memukul kepala korban dengan pipa beberapa kali," kata dia.

Saat melakukan aksinya itu, anak Budi yang paling kecil, Bella terbangun dan menangis.

P yang sedari awal mengawasi pun akhirnya mengambil bayi usia delapan bulan itu.

Tidak seperti ayah, kakek, ibu, dan kakaknya, Bella dihabisi dengan cara dibenamkan.

"P juga mengambil peran untuk melakukan pembunuhan sangat keji dan kejam kepada anak paling kecil, B (8 bulan), dengan cara dibenamkan di air bak, sampai tidak bergerak dan dipastikan meninggal," tuturnya.

"Korban saat pembunuhan kakaknya RK dan ibunya itu dia bangun, lalu menangis. Tapi P tidak menghentikan aksinya," tandasnya.

Sementara itu, Nega yang merupakan keluarga korban dan saksi yang pertama kali menemukan jenazah merasa janggal dengan pengakuan pelaku.

Pada postingan videonya di TikTok, ia membenarkan komentar seseorang yang mempertanyakan sejak kapan mobil Avanza Sahroni itu dirental.

"Sejak kapan ya Avanza Pak H Sahroni itu di sewain / di rentalin ? bagi yg tau hystori keluarganya ini sangat janggal , perkara 750rb juga bisa merencanakan pembunuhan sekeluarga agak lain ini sangat janggal," tulis akun @ByBobs.

Hal itu rupanya dibenarkan oleh Nega.

"Makanya seperti ada yg janggal kak," tulisnya.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved