Pengakuan AKBP Basuki Soal Kasus Dosen Tewas Tanpa Busana, Biayai S3 Korban hingga Antar ke RS
Pengakuan AKBP Basuki terkait kasus kematian dosen Universitas 17 Agustus 1945, Semarang Dwinanda Linchia Levi jadi sorotan publik.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
"Kita belum berani mengatakan itu (pacar). Pokoknya mereka satu kamar," katanya.
Dugaan awal, Dwinanda Linchia Levi meninggal karena sakit.
"Dugaan sementara karena sakit," katanya.
Saat ini, AKBP Basuki sedang menjalani pemeriksaan sebagai saksi.
Baca juga: Gelagat AKBP Basuki Setelah Dosen Semarang Tewas di Hotel, Mendadak Hilang Saat Korban Diautopsi
"Pendalaman terhadap beberapa pihak yang di lokasi. Enggeh (termasuk pria anggota polisi yang berada satu kamar dengan korban)," kata dia lagi.
Pada kronologi singkat yang beredar, AKBP Basuki diketahui menjabat sebagai Kasubdit Dalmas Ditsamapta Polda Jateng itu merupakan orang pertama yang menemukan korban.
Ia mengaku sempat bersama dengan korban sebelum kematiannya.
"Pengakuan: AKBP Basuki mengaku bahwa ia mengantar korban ke rumah sakit sehari sebelumnya karena korban sakit (keluhan gula darah dan tensi tinggi). Setelah mengantar pulang ke kamar, ia meninggalkannya dan baru kembali keesokan harinya, lalu menemukan korban sudah tidak bernyawa dalam kondisi tanpa busana," tulis keterangan yang beredar.
Dalam keterangannya kepada media dan penyidik, AKBP Basuki menyangkal adanya hubungan asmara dengan Dwinanda Linchia Levi.
Ia mengklaim hubungannya hanya sebatas teman dekat/mentor karena sudah mengenal korban sejak korban menempuh pendidikan S3 dan sering membantu secara finansial.
Saat ini, Polda Jateng masih mendalami apakah ada unsur pidana dalam kematian tersebut atau murni karena penyakit, sekaligus memproses dugaan pelanggaran etik yang dilakukan oleh perwira menengah tersebut.
Korban satu kartu keluarga dengan AKBP Basuki
Sementara itu keluarga korban, Tiwi, mengungkap hal janggal di mana ternyata korban satu kartu keluarga dengan AKBP Basuki.
Baca juga: Kebersamaan AKBP Basuki dengan Dosen Semarang yang Tewas di Hotel, Beda 18 Tahun, Kini Saksi Kunci
"Iya korban satu KK dengan saksi pertama (AKBP Basuki), katanya sebagai saudara.
Kecurigaan ini muncul ketika adik saya menanyakan alamat korban dengan saksi pertama kog sama, ternyata mereka satu KK, korban dimasukkan ke KK sebagai saudara," kata Tiwi, dikutip dari Tribun Jateng.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bogor/foto/bank/originals/Pengakuan-AKBP-Basuki-Soal-Kasus-Dosen-Tewas-Tanpa-Busana.jpg)