Dulunya Pemburu, Kini Deden Jadi Animal Keeper Para Elang Halimun Salak, Ini Kisahnya
pada tahun 2013 ia bergabung bersama Suaka Elang yang bergerak dalam penangkaran burung elang.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Bima Chakti Firmansyah
lihat foto
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIGOMBONG - Deden (25) mengabdikan diri sebagai penjaga hewan atau animal keeper untuk merawat elang di Suaka Elang Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Dirinya bercerita, sebelum bergabung menjadi animal keeper untuk menjaga para elang di Suaka Elang, Desa Loji, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Deden merupakan seorang pemburu elang.
Sejak kecil Deden terbiasa pergi ke dalam hutan Halimun Salak untuk memburu sarang burung elang.
Bersama ayahnya ia mencari sarang elang yang berada di tengah hutan Halimun Salak.
TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
Namun sejak tahun 2011 Ia dan ayahnya serta warga desa diberi pengarahan oleh komunitas yang bergerak dalam bidang pelestarian alam.
Sejak itu ia mendapatkan edukasi bahwa berburu itu dilarang oleh hukum, sejak itu ia dan ayahnya sudah tidak lagi memburu elang.
Selanjutnya, pada tahun 2013 ia bergabung bersama Suaka Elang yang bergerak dalam penangkaran burung elang.
Bukan hal mudah rupanya menjadi animal keeper untuk para elang.
Cakaran elang serta gigitan elang sudah menjadi makanannya sehari-hari.
TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
"Kalau dicakar atau di patuk oleh paruhnya itu udah sering," ujar Deden sembari tersenyum.
Cakaran itu biasanya di terima saat sedang membersihkan kandang elang.
Deden mngatakan, elang-elang yang ada dipenangkaran memang harus liar agar insting berburunya harus tetap terjaga.
Jadi burung tersebut tidak boleh menurut terhadap manusia.
"Kalau elang tidak buas dan liar, nantinya ketika dilepasliarkan bisa ditangkap lagi oleh manusia," ujarnya.
TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
