Breaking News
Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Kenapa Jadi Mudah Marah Saat Sedang Lapar ? Ternyata Ini Penyebabnya

Hangry sebenarnya adalah reaksi alami tubuh untuk memberi tahu Anda bahwa “Hei! Ini saatnya untuk kamu makan!”

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
Tribunnews.com
ilustrasi makan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kita semua pernah mengalaminya: marah, mudah tersinggung, dan bete tidak tertahankan, hanya gara-gara kelaparan.

Istilah bahasa Inggrisnya adalah hangry, penggabungan dua kata “hungry” dan “angry”.

Dilansir dari hellosehat.com, yang sering dipakai sebagai kata untuk menjelaskan fenomena di mana seseorang menjadi mudah marah saat lapar.

Hangry bukan berarti Anda orang yang tidak sabaran atau pemarah.

Bahkan seseorang yang sangat penyabar pun bisa berubah agresif saat perutnya keroncongan.

Baca: Inilah Sosok Juru Kunci Gunung Merapi Pengganti Mbah Maridjan, Saat Erupsi Terjadi Ada di Mana?

Apa sih, penyebab kita marah saat kelaparan?

Kita mudah marah saat lapar karena otak kekurangan glukosa

Dilansir dari The Huffington Post, Paul Currie, seorang pakar perilaku nafsu makan sekaligus profesor psikologi di Reed College, mengungkapkan bahwa rasa lapar dapat mengubah seseorang menjadi sangat emosional, yang seringnya timbul sebagai stres, kecemasan, hingga kegelisahan.

Ini karena makanan adalah sumber energi utama bagi tubuh.

Setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh akan dicerna dan diubah menjadi glukosa yang kemudian mengalir ke dalam aliran darah beserta nutrisi lainnya untuk menyuplai energi bagi setiap sel dan jaringan tubuh.

Glukosa adalah makanan utama bagi otak.

Baca: Nikah Diam-diam Hingga Dikira Adem Ayem, Ramon Y Tungka Digugat Cerai Sang Istri

Hangry sebenarnya adalah reaksi alami tubuh untuk memberi tahu Anda bahwa “Hei! Ini saatnya untuk kamu makan!”

Pasalnya, dari semenjak kali terakhir Anda makan, jumlah nutrisi dan glukosa akan perlahan menurun.
Ketika otak tidak menerima cukup aliran darah bernutrisi, otak akan menganggap situasi tersebut sebagai situasi yang mengancam jiwa.

Beda dengan organ tubuh lain yang masih bisa menggunakan sumber energi lain supaya tetap berfungsi, otak hanya sangat bergantung pada glukosa agar bisa tetap bekerja.

Otak yang kekurangan energi kemudian akan lambat saat bekerja.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved