Sekolah Ambruk, Siswa SDN Kotabaru 08 Terpaksa Belajar Sambil Berdesakan di Satu Kelas

Karena tak mau ambil risiko lagi, pihak sekolah pun akhirnya mengosongkan dua ruang kelas tersebut sejak 3 bulan lalu.

Penulis: Afdhalul Ikhsan | Editor: Yudhi Maulana Aditama
TribunnewsBogor.com/Afdhalul Ikhsan
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kotabatu 08 Desa Cibogel Kota Batu, Kabupaten Bogor 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Afdhalul Ikhsan

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIOMAS - Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa kelas 6A dan 6B SDN Kotabatu 08 terpaksa ditempatkan dalam satu ruangan.

Hal ini dikarenakan ambruknya atap di salah satu bangunan kelas.

"Kelas 6 itu kita gabung, semua isinya 63 siswa. Satu kursi itu ada yang bertiga dan berempat," kata Kepala Sekolah SDN Kotabatu 08 Agus Apendi kepada TribunnewsBogor.com dilokasi, Kamis (24/5/2018).

Menurutnya, jumlah bangunan di sekolah SDN Kotabatu 08 berjumlah 4 ruang kelas, sementara yang rusak hanya kelas 6A dan 6B.

Baca: Jadi Pelakor Antara Pangeran Charles dan Putri Diana, Camilla Malah Dipenjara Usai Jadi Putri

Karena tak mau ambil risiko lagi, pihak sekolah pun akhirnya mengosongkan dua ruang kelas tersebut sejak 3 bulan lalu.

"jika ditotal jumlah semua ruangan itu ada empat ruang kelas, yang paling parah kelas 6A dan 6B. sebetulnya yang kena 2. Tapi dampak ini gak bakal lama jika kita liat bagian atas. bisa-bisa 4 ruangan ini kena semua kalau gak segera diperhatikan pemerintah," tuturnya.

Masih kata dia, gejala awal sudah tampak dari rapuhnya kayu yang dimakan oleh rayap. Hingga pada akhirnya plafon bagian atas terdorong semuanya ambruk.

"Awalnya itu plafon bagian atasnya dan juga ditambah oleh turunnya karkusan atau wuwungan bangunan paling atas itu, akhirnya plafon terdorong dan jatuh. Sebenarnya kayu kuda-kudanya itu udah rapuh," terangnya.

Baca: Akhirnya Terbongkar, Anak Ely Sugigi Ungkap Alasan Tak Beri Restu ke Irfan, Ternyata Ditikung Ibunya

Saat itu tambahnya, tiga bulan sebelum kejadian, pihaknya telah memprediksi sewaktu-waktu atap bangunan sekolah tersebut bakal ambruk, karena kondisi plafon sudah keropos.

"Bangunan mana yang masih layak dan mana tidak, waktu itu kita melihat berundaknya genteng. Berartikan di dalam plafon itu udah tidak bener kayunya. Tapi tidak pernah direspon saya sampe 2 kali ke bappeda ada suratnya siapa yang menerima surat proposal dari bappeda, kita tau semua, kalau sudah begini gimana coba," pungkasnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved