Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Pengakuan Ketua AGJT Diduga Diintimidasi Usai Bela Korban Truk Tambang, Bersyukur Ada KDM

Foto Junaedi diedarkan di media sosial diedit dalam sebuah poster buronan oleh sumber tak diketahui dan diancam akan dilaporkan ke polisi.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Tsaniyah Faidah
Kolase IG @dedimulyadi71
Tangkapan layar poster beredar soal dugaan intimidasi kepada aktivis jalur tambang soal dampak truk tambang Parungpanjang, Kabupaten Bogor dan sekitarnya serta foto Gubernur Dedi Mulyadi saat bereaksi tegas soal dugaan intimidasi tersebut, Rabu (8/10/2025). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Ketua Aliansi Gerakan Jalur Tambang (AGJT), Junaedi Adhi Putera diduga mendapatkan intimidasi setelah membela korban truk tambang Parungpanjang, Kabupaten Bogor.

Bahkan foto Junaedi diedarkan di media sosial diedit dalam sebuah poster buronan oleh sumber tak diketahui dan diancam akan dilaporkan ke polisi.

Tuduhannya ditulis terkait penyebutan jumlah korban tewas akibat truk tambang yang mencapai 213 jiwa selama tujuh tahun sampai 2025 yang dituding hoaks.

Sampai akhirnya poster beredar itu direspons tegas oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau Kang Dedi Mulyadi (KDM).

Saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com pada Rabu (8/10/2025) malam, aktivis AGJT ini memberikan pengakuan.

Junaedi mengaku bahwa dia baru tahu poster buronan yang memasang foto dirinya itu pada Rabu pagi.

"Saya juga tidak tahu sumbernya dari mana," kata Junaedi kepada TribunnewsBogor.com.

Dia menceritakan bahwa dugaan intimidasi ini muncul setelah dia bertemu Kang Dedi Mulyadi (KDM) mendampingi korban truk tambang.

Waktu itu, Junaedi sempat mengapresiasi langkah KDM menghentikan sementara operasional truk tambang Parungpanjang dan sekitarnya.

"Paska saya mendampingi korban truk tambang bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi," cerita Junaedi.

"Di dalam pertemuan tersebut saya menyampaikan kepada gubernur mengapresiasi atas langkah beliau mengeluarkan SE gubernur tentang penutupan tambang di Cigudeg, Rumpin dan Parungpanjang," katanya.

"Hal tersebut mungkin ada pihak yang berkepentingan di dalamnya yang membuat saya diteror," imbuhnya.

Selain terancam dilaporkan ke polisi, Junaedi juga mengaku merasa diteror dengan banyak dihubungi orang tak dikenal.

"Banyak telpon masuk dengan nomor yang tidak dikenal," katanya.

Namun dia bersyukur karena KDM pasang badan memberikan bantuan pembelaan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved