Ini Tata Cara Salat Id yang Benar, Berikut Hal-hal yang Disunahkan

Ibnul Qayyim mengatakan, “Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengangkat tangannya dalam setiap takbir.

Editor: Vivi Febrianti
TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar Sarvika
pelaksanaan Salat Id di Masjid Raya Kota Bogor berlangsung khidmat, Jumat (1/9/2017) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Jika tidak ada halangan, umat Muslim di dunia akan merayakan Idul Fitri 1439 H pada Jumat (14/6/2018) besok.

Salah satu amalan sunnah (sebagian ulama berpendapat wajib) dilakukan adalah, shalat dua rakaat di pagi hari raya (shalat Id).

Untuk Aceh, shalat Idul Fitri akan dilaksanakan di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (15/6) pukul 07.15 WIB.

Guru Besar UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Prof Dr Rusjdi Ali Muhammad SH, akan bertindak sebagai khatib.

Sedangkan imamnya, Syeikh Muhamed Salem Ismael Mohamed dari Mesir, hafiz yang selama Ramadhan ini juga mengimami shalat Tarawih di Masjid Raya Baiturrahman (MRB).

Baca: Malam Takbiran Ini, KRL Beroperasi Normal

Karena shalat Id hanya dilaksanakan setahun dua kali (Idul Fitri dan Idul Adha), maka sebaiknya kita membaca kembali tata cara shalat Id.

Pertama: memulai dengan takbiratul ihram, sebagaimana shalat-shalat lainnya.

Kedua: kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak tujuh kali takbir -selain takbiratul ihram- sebelum memulai membaca Al Fatihah. Boleh mengangkat tangan ketika takbir-takbir tersebut sebagaimana yang dicontohkan oleh Ibnu ‘Umar.

Ibnul Qayyim mengatakan, “Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengangkat tangannya dalam setiap takbir.

Ketiga: di antara takbir-takbir (takbir zawa-id) yang ada tadi tidak ada bacaan dzikir tertentu.

Namun ada sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud, ia mengatakan, “Di antara tiap takbir, hendaklah menyanjung dan memuji Allah. Syaikhul Islam mengatakan bahwa sebagian salaf di antara tiap takbir membaca bacaan.

Baca: Pakai Gaun yang Mirip dengan Putri Diana, Meghan Terinspirasi Ibu Mertuanya?

“Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar. Allahummaghfirlii war hamnii (Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku).”

Namun ingat sekali lagi, bacaannya tidak dibatasi dengan bacaan ini saja. Boleh juga membaca bacaan lainnya asalkan di dalamnya berisi pujian pada Allah Ta’ala.

Keempat: kemudian membaca Al Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat lainnya. Surat yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah surat Qaaf pada raka’at pertama dan surat Al Qamar pada raka’at kedua. Ada riwayat bahwa ‘Umar bin Al Khattab pernah menanyakan pada Waqid Al Laitsiy mengenai surat apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘Idul Adha dan ‘Idul Fithri.

Ia pun menjawab. “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca “Qaaf, wal qur’anil majiid” (surat Qaaf) dan “Iqtarobatis saa’atu wan syaqqol qamar” (surat Al Qamar).”

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved