Asian Games 2018
Jafro Megawanto Atlet Paralayang Dulang Emas,Tukang Lipat Parasut yang Ditentang Orangtua Jadi Atlet
Dalam ronde terakhir yakni onde sepuluh, Jafro Megawanto mampu mendarat dengan mulus dan hampir mendapat nilai sempurna kalahkan 32 atlet lain.
Penulis: Uyun | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Indonesia berhasil meraih satu emas di ajang Asian Games 2018 dari cabang paralayang yang digelar di Gunung Mas Puncak Bogor, pada Kamis (23/8/2018).
Indonesia berhasil meraih medali emas pada nomor ketepatan mendarat (KTM) individu putra cabor paralayang di Asian Games 2018.
Medali emas tersebut dipersembahkan oleh atlet paralayang Merah Putih, Jafro Megawanto.
Jafro Megawanto mencatat nilai terbaik dari 33 atlet yang mengikuti lomba ini.
Jafro Megawanto berhasil meraih perolehan nilai akumulasi 27 dari sepuluh ronde yang dipertandingkan, unggul dari atlet asal Thailand yang meraih nilai, 47, dan atlet asal Korea di peringkat ke tiga dengan nilai 128.
Dalam ronde terakhir, Jafro mampu mendarat dengan mulus dan hampir mendapat nilai sempurna, yakni nilai 2 pada ronde ke sepuluh.
Raihan nilai itu sendiri dilihat dari pijakan atlet pada saat mendarat di titik landing. Bila pijakan saat mendarat semakin mendekati titik nol, maka nilai yang diraih atlet terbilang baik.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, serta akun Kementerian Pemuda dan Olahraga pun memberikan ucapan selamat kepada Jafro Megawanto.
"23.08.2018
Jafrooo Megawanto... Yesss EMASS Ketujuh
Buah manis dari perjuangan selama ini tidak sia sia.
.
Paralayang Individu, untuk ketepatan mendarat putra, persembahkan EMASS kembali untuk Merah Putih, untuk Indonesia, BANGGA.-IN," tulis Imam Nahrawi.
Torehan emas ini merupakan yang kedua bagi Jafro Megawanto di ajang Asian Games 2018.
Sebelumnya, Jafro bersama 4 rekannya yang lain berhasil meraih emas pada nomor ketepatan mendarat beregu putra yang berlangsung kemarin, Rabu (22/8/2018).
"22.08.2018
Alhamdulillah..., Medali Emas lagi kali ini dari cabang olahraga Paragliding Men's Team Accuracy.
Selamat Aris Apriansyah, Jafro Megawanto, Joni Effendi, Hening Paradigma, Roni Pratama dan semua staf pelatih.
.
Masih ada nomor individual dari cabang Paragliding ini. Ayo Indonesia! -IN," tulis Imam Nahrowi lagi,
• Sumbang Medali Emas Di Cabor Paralayang, Jafro Megawanto Mengaku Sempat Grogi
• 2 Atlet Paralayang Asal Kota Batu Sumbang Emas dan Perunggu Untuk Indonesia
Untuk sekedar diketahui, cabor paralayang ini baru pertama kali dilombakan di ajang Asian Games.
Akan tetapi, Indonesia sukses mempersembahkan 2 medali emas, 1 perak dan 1 perunggu dari kategori nomor ketepatan mendarat individual putra/putri dan juga grup.
Hal tersebut sudah banyak diprediksikan pasalnya Indonesia menempati peringkat satu dunia berdasarkan penghitungan poin oleh Federation Aeronautique Internationale (FAI).
Sebelum bertanding, Jafro Megawanto pernah mengaku grogi jelang detik-detik dimulainya kejuaraan paralayang Asian Games 2018.
Meski begitu Jafro dapat mengatasinya dan tampil meyakinkan sejak awal ronde.
"Awalnya memang ada rasa grogi, tapi kan harus optimis, dan sampai ronde terakhir saya optimis," ungkapnya kepada Tribunnewsbogor.com.

Melansir dari website resmi Kemepora, Jafro Megawanto adalah pria kelahiran Batu, Malang pada18 Maret 1996.
Bahkan sebelum menjadi atlet, Jafro ini dulunya berprofesi sebagai seorang tukang lipat parasut atau lazim disebut para boy sejak usia 13 tahun.
Dari pekerjaannya tersebut, Jafro hanya diupahi sekira Rp 5000 per satu kali melipat.
Dari upahnya tersebut Jafro menyisihkan sebagian untuk uang saku sekaligus membantu orang tuanya yang memang bukan dari golongan keluarga mampu.
• Andi Arief: Puan Maharani Lari dari Tugas Negara Saat Datang Bencana
• Soal Utang Pemerintah Adalah Warisan Masa Lalu, Ketua MPR : Saya Rasa Ibu Sri Mulyani Lupa
Sebagian lainnya adalah untuk untuk menekuni olahraga paralayang.
Karena memang cita-citanya sejak kecil adalah menjadi atlet profesional, menilik dari namanya yang mengandung nama 'mega'.
Tak hanya itu, Jafro sering melihat para atlet paralayang sedang berlatih atau melakukan perlombaan di sekitar rumahnya.
Maklum saja, rumah keluarga Jafro hanya berjarak 500 meter dari lokasi pendaratan.
Sehingga, hal tersebut semakin menggugah hati Jafro untuk menjadi atlet profesional di cabang paralayang.
Selama 2 tahun menjadi para boy, tepatnya saat usianya genap 15 tahun, manajer tim paralayang bernama Yosi Pasha, pun mengajaknya untuk bergabung mengikuti latihan.
Namun, rupanya Jafro juga sempat ditentang orang tuanya ketika ia memutuskan untuk jadi atlet.
Ketekunan dalam menjalani latihan pun ditunjukkan Jafro.
Hingga akhirnya, ia lulus ujian lisensi dan berhak mendapatkan PL 1 junior atau semacam SIM bagi pilot paralayang.
• Bandingnya Diterima, Vonis Jennifer Dunn dari 4 Tahun Kini Tinggal 10 Bulan
Namun untuk jadi atlet, lisensi PL 1 saja tak cukup.
Setidaknya ia masih harus menjalani 40 kali terbang lagi untuk menambah jam terbang dan pengalamannya di udara.
Untuk prestasi sendiri, Jafro berhasil menyumbang 1 emas untuk Jawa Timur dalam PON 2016 di Jawa Barat.
Kemudian satu tahun setelahnya, Jafro keluar sebagai yang terbaik dalam Kejuaraan Nasional di Wonogiri.
Tahun 2017 pula Jafro Megawanto bertanding pertama kalinya di luar negeri, yakni dalam ajang Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) di Kanada, Jafro berhasil keluar sebagai juara 2.