Pembunuhan di Bekasi

Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Diduga Karena Dendam, Bu RT Ungkap Perilaku Pemilik Rumah

Satu keluarga di Bekasi Tewas dibunuh dengan cara sadis dirumahnya sendiri pada Selasa (13/11/2018) dini hari

Penulis: Damanhuri | Editor: Yudhi Maulana Aditama
WARTA KOTA/MUHAMAD AZZAM
Satu keluarga di Jalan Bojong Nangka 2 RT 02/07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, ditemukan tewas pada Selasa (13/11/2018) dini hari. 

"Ini dari hasil pengalaman yang sudah dikerjakan kepolisian. Tapi polisi tidak boleh menduga seperti itu, kami melihat dari fakta hukum. Kasus per kasus itu tidak bisa dibandingkan apple to apple. Setiap kasus punya karakter sendiri, nggak bisa sama. Secara umum oke, kalau secara global ya bisa dibilang 'diduga'. Tapi kasus pembunuhan sadis dan lebih dari satu orang, mayoritas karena dendam," katanya.

Jika dilihat dari kasus ini, tidak menutup kemungkinan pelaku sudah memilik rencana untuk menghabisi nyawa korban. Terlebih korban dihabisi dengan cara dicekik hingga ditusuk.

"Tidak menutup kemungkinan. Bisa direncanakan, bisa juga spontan. Kalau dendam itu tinggal tunggu titiknya," katanya.

TribunnewsBogor.com melansir warta Kota, pasangan suami-istri yang ditemukan tewas bersama dua anaknya dikenal oleh tetangganya sebagai pasangan yang keras dan galak.

Hal itu diungkapkan oleh Ukar Sukarsih yang merupakan istri dari Ketua RT, Agus Sanih, yang dijumpai Warta Kota di rumahnya.

Menurutnya, keluarga Diperum Nainggolan sudah tinggal di wilayah tersebut sejak dua sampai tiga tahun yang lalu.

Diduga Dicekik Sebelum Wafat, Jamal Khashoggi Sebut Soal Fobia di Kata-kata Terakhirnya

BPJS Kesehatan Paksa Warga Tanggung Utang, Tak Patuh Maka SIM, STNK dan Paspor Tak Bisa Diperpanjang

Mereka dipercaya oleh saudaranya untuk menjaga rumah kos yang berada persis di belakang rumah para korban.

"Jadi mereka itu cuma jagain kos-kosan doang, naikin uang kos dan sebagainya gitu. Kalau yang punya mah kakaknya. Sebenarnya rumah kos itu dibeli kakaknya dari warga sini, beli jadi. Jadi bukan mereka yang bangun," ujar Ukar Sukarsih.

Meskipun sudah tinggal cukup lama di wilayah tersebut, keluarga Diperum Nainggolan tidak pernah menyerahkan fotokopi KTP maupun KK kepada Ketua RT Agus Sanih.

Sudah berkali-kali suami Ukar Sukarsih itu menagih kepada yang bersangkutan. Akan tetapi setiap kali ditagih, korban selalu berkilah dan menjanjikannya.

Satu keluarga ditemukan tewas di rumahnya Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati Kota Bekasi, pada Selasa (13/11/2018) dini hari.
Satu keluarga ditemukan tewas di rumahnya Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati Kota Bekasi, pada Selasa (13/11/2018) dini hari. (Warta Kota/Muhammad Azzam)

"Kalau dimintain fotokopi KTP dan KK, orangnya nggak mau, bilang nanti-nanti melulu. Gitu juga kalau ditagih uang iuran rutin, nggak mau bayar. Bahkan lebih galakan dia daripada kita," tutur Ukar Sukarsih.

Baik Diperum Nainggolan maupun istrinya, Maya Boru Ambarita dikenal sama-sama keras dan cenderung galak.

Demokrat Dinilai Setengah Hati Dukung Prabowo-Sandi Usai Ibas Berikan Pernyataan, Kurang Greget

Lantaran wataknya yang demikian, keduanya pernah terlibat keributan dengan Agus Sanih sebagai Ketua RT.

"Galaknya minta ampun. Suami saya pernah selek (ribut) sama dia gara-gara KTP, KK dan uang iuran," ucap Ujar Sukarsih.

Wanita yang dikenal sebagai Ibu RT ini menyesalkan sikap warganya, terutama para pendatang yang tidak mau menyerahkan fotokopi KTP kepada Ketua RT masing-masing.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved