Mayat Dalam Drum
5 Fakta Mayat Dalam Drum - Dufi Dimakamkan Di Hari Ulangtahun Anaknya Hingga Bekas Luka di Tubuh
Kematian Abdullah 'Dufi' Fithri Setiawan, pria yang tewas dan ditemukan di dalam drum di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat masih misteri
Penulis: yudhi Maulana | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kematian Abdullah 'Dufi' Fithri Setiawan, pria yang tewas dan ditemukan di dalam drum di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat masih menjadi misteri.
Dufi yang merupakan mantan jurnalis di beberapa media itu ditemukan tewas di dalam drum plastik warna biru di kawasan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dufi diduga menjadi korban pembunuhan karena ditemukan sejumlah luka tusuk di tubuhnya.
Jenazah Dufi sudah dimakamkan oleh pihak keluarga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/11/2018).
Polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan terkait kasus kematian Dufi.
Sebelum ditemukan tewas di dalam drum, Dufi sempat berkomunikasi dengan sang istri.
Dufi juga sempat memarkirkan mobilnya di Stasiun Rawabuntu, Tangerang Selatan namun hilang.
Berikut 5 fakta soal kematian Abdullah 'Dufi' Fithri Setiawan yang ditemukan di dalam drum, Dirangkum TribunnewsBogor.com.
• Cerita Saksi Mata Penonton Surabaya Membara - Saling Dorong Hingga Teriakan Histeris
• Lokasi Penemuan Mayat Dalam Drum - Jauh Dari Pemukiman Minim Penerangan
1. Komunikasi terakhir dengan Istri
Sebelum meninggal, Dufi sempat berkomunikasi lewat WhatsApp dengan istrinya, Bayu Yuniarti Hendriani.
Dikutip dari TribunJakarta.com, cerita perbincangan suami-istri ini diceritakan oleh adik kandung korban, yakni Muhammad Ali Ramdoni.
Adapun, komunikasi terakhir korban dengan sang istri terjadi saat yang bersangkutan akan berangkat kerja menaiki KRL dari Stasiun Rawa Buntu usai mengendarai mobil dari kediamannya di Tangerang.
"Komunikasi terakhir dengan istrinya bahwa dia mau ke kantor naik KRL. Mobil diparkir di stasiun Rawa Buntu," ujar Doni, begitu ia biasa disapa, di TPU Budi Dharma, Semper, Jakarta Utara, Senin (19/11/2018).

"WA terakhir yang disampaikan kepada istrinya, dan diperlihatkan ke kami dan pihak kepolisian bahwa beliau bilang 'Ma, saya sudah distasiun, mobil diparkir'. 'Dimana (sang istri bertanya)? Rawabuntu' (jawaban Dufi)," kata Doni menirukan perbincangan itu.
Ia juga mengatakan perbincangan terakhir itu terjadi pada pukul 09.30 atau 10.00 WIB. Setelah itu, Doni menyebut tak ada lagi komunikasi dari almarhum kepada sang istri.
"Itu hari Jumat, jam setengah 10 atau jam 10 pagi. Sempet komunikasi terakhir. Nah itu sudah tidak ada (komunikasi) lagi setelah itu," katanya.
2. Mobil Hilang
Sang istri baru mengetahui penemuan mayat yang ternyata Dufi ketika polisi mendatangi kediamannya kemarin.
"Saya ditelepon istri almarhum bahwa almarhum sudah dua hari enggak pulang. Tetapi yang bikin saya kaget ada pihak kepolisian datang," ungkap Doni.
Polisi sempat menyuruhnya untuk datang ke Serpong. Doni tak menduga ajakan tersebut untuk memberitahu soal penemuan jasad Dufi.
"Maka untuk memastikan, pihak Polsek Klapanunggal mengajak kami identifikasi ke RS Polri dan memastikan itu betul adalah kakak kami," ucapnya.
• Terakhir Bertemu Dufi usai Shalat Jumat, Rekan: Mayat dalam Drum Itu Ternyata Teman Saya
• Akhirnya Terungkap, Ini Identitas Mayat dalam Drum yang Ditemukan di Klapanunggal Bogor
Dufi tak mengabarkan adiknya jika hendak pergi ke Bogor untuk suatu keperluan pada Jumat lalu.
Komunikasi terakhir Dufi dengan istrinya adalah pada Jumat lalu saat hendak berangkat kerja menggunakan KRL Commuter Line dari Stasiun Rawa Lumbu.
Mobil Dufi yang terparkir di stasiun turut menghilang.
3. Luka Tusuk di Leher
Jenazah Dufi yang ditemukan di dalam tong plastik biru di kawasan industri Kembang Kuning, Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Minggu (18/11/2018) pagi telah diautopsi Tim forensik RS Polri Kramatjati.
Dari hasil pemeriksaan sementara, ada bekas luka senjata tajam di leher dan punggung Dufi.

"Sementara ada luka karena senjata tajam di leher dan punggung. Perkiraan usianya sekitar 30 sampai 60 tahun," ujar Kepala Forensik RS Polri Kramatjati Kombes Edy Purnomo di depan Ruang Postmortem, RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (19/11/2018).
Pihaknya akan memeriksa lebih mendalam penyebab kematian laki-laki tersebut.
"Nanti kita lihat hasil pemeriksaan lebih mendalam, katena mungkin gentongnya kecil, mungkin juga mau ditekuk, kami tidak tahu. Tapi nanti kita lihat, karena drum-nya berisi air," sambung Edy.
4. Dimakamkan di Hari Ulang Tahun Anaknya
Kakak Dufi, Nurlailah Qodriaty mengatakan pemakaman Dufi hari ini bertepatan dengan ulang tahun anak kelimanya, Jamal Amalsyuri (8).
"Anaknya yang nomor lima namanya Jamal hari ini ulang tahun," ungkap Nurlailah di panti asuhan Al-Khairiyah.
Nurlailah mengatakan Dufi memiliki enam orang buah hati. Tiga orang laki-laki, dan tiga lainnya perempuan.
Mereka adalah Nabila Rifdah Ramdaniyati (16), Halwati Najwa (15), Aisyah Fitria Nuzula (13), Fachri Syakur Al Fatih (10), Ibrahim Jamal Al Masyuhri (8), dan Ismail Tamam Al Marzuq (6).
"Adik saya punya anak enam. Tiga pertama perempuan dan tiga terakhir laki laki," pungkasnya.
Selain enam orang anak, Dufi tewas dengan meninggalkan seorang istri bernama Bayu Yuniarti.
5. Sempat Buat Khotbah Jumat
Bambang, yang anaknya satu angkatan dengan anak almarhum Dufi, mengatakan pada Kamis (15/11/2018), seorang ustaz atau pengajar di pesantren itu ada yang minta dibuatkan naskah ceramah untuk salat Jumat, kepada Dufi.
"Ustaz yang minta dicarikan naskah khutbah, dan dikasih itu tentang Memuliakan Manusia. Dan itu disampaikan pas khutbah Jumat," ujar Bambang, di rumah duka di cluster Catalina, Medang, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Senin (19/11/2018).
• Dua Insiden Penemuan Mayat Dalam Drum di Bogor, Penyebab Kematian Korban Masih Misteri

Dufi memang dikenal sebagai sosok yang tekun di bidang agama. Warga lingkungannya pun mengakui bapak dari enam anak itu rajin mengikuti pengajian dan salat berjamaah di masjid.
Bambang juga mengetahui Dufi aktif di PP Muhamadiyah. Ia kerap menyebarkan info dan mengajak kalau ada kegiatan di Muhammadiyah. Diketahui, ia juga bekerja di tvMu, yang merupakan kanal TV milik Muhammadiyah.
Dufi menyekolahkan dua anaknya yang paling tua di pondok pesantren Latansa. Bambang mengatakan, sesama orang tua santri, hubungan mereka sangat dekat.
(TribunJakarta.com/TribunnewsBogor.com)