Koboi Jalanan di Bogor

Ini Pengakuan Oknum TNI yang Tembak Mati Warga Bogor

Pemeriksaan atas Sertu YH, anggota Kostrad yang menembak mati seorang warga di Jalan Mayor Oking, Kabupaten Bogor, berlanjut.

Editor: Rendy Adrikni Sadikin
TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
Foto Marsin Sarmani (40) korban penembakan seorang pengendara sepeda motor di Jalan Mayor Oking, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (3/11/2015). 

Siti Masitoh (35) istri Marsin Sarmani alias Japra (40) langsung jatuh pingsan begitu mendapat kabar suaminya tewas ditembak.

Hingga malam ini, Siti Masitoh masih mengurung diri di kamarnya dan harus ditenangkan sanak saudaranya.

"Masih pingsan-pingsan terus mas, dia nggak percaya suaminya meninggal," ujar seorang kerabat korban saat ditemui TribunnewsBogor.com di rumah duka di Kampung Cirimekar, Jalan Lingkungan Harumanis, Kelurahan Cirimekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (3/11/2015).

Rizal Pahlevi keponakn korban mengatakan, Marsin meninggalkan dua anak.

Anak pertama sudah menikah dan seorang anak kecil berumur 5 tahun.

BACA : Jenazah Korban Penembakan di Bogor Tiba di Rumah, Istri dan anak Histeris

"Anaknya itu yang besar sudah nikah yang kecil itu belum," ujar Rizal Pahlevi sambil sesekali mengusap air matanya.

Seperti diberitakan, aksi koboi jalanan terjadi di wilayah Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/11/2015) sekitar pukul 16.30 WIB.

Korban Marsin Sarmani alias Japra  tewas ditembak seorang pengendara motor di Jalan Mayor Oking, depan SPBU Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa barat.
Kapolres Bogor, AKBP Suyudi Ario Seto menjelaskan, aksi penembakan dipicu saling senggolan antara motor korban dengan pelaku.

"Korban tewas di lokasi dengan luka tembak di bagian kepala," ujar AKBP Suyudi Ario Seto kepada TribunnewsBogor.com.

Pelaku Oknum TNI

Kapolres Bogor AKBP Suyudi Ario Seto mengatakan, pelaku penembakan Marsin Sarmani alias Japra (40) seorang pengendara motor di Jalan Mayor Oking, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat adalah seorang anggota TNI.

"Pelaku sudah kami tangkap. Dia anggota TNI,"kata AKBP Suyudi.

Suyudi menjelaskan, pelaku berinisil YH, berpangkat Sersan Dua.

Pelaku sudah diamankan petugas Polsek Citeureup dan akan segera diserahkan ke Denpom TNI.

"Motif kejadian karena mobil pelaku bersenggolan dengan motor korban. Tapi, kita masih melakukan pengembangan dan mengumpulkan barang bukti," ujarnya.

Seperti diberitakan, aksi koboi jalanan terjadi di wilayah Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/11/2015) sekitar pukul 16.30 WIB.

Korban Marsin Sarmani alias Japra (40) tewas ditembak seorang pengendara motor di Jalan Mayor Oking, depan SPBU Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa barat.

Kapolres Bogor, AKBP Suyudi Ario Seto membenarkan kejadian tersebut.

Dia menjelaskan, aksi penembakan dipicu saling senggolan antara motor korban dengan mobil pelaku.

"Korban tewas di lokasi dengan luka tembak di bagian kepala," ujar AKBP Suyudi Ario Seto kepada TribunnewsBogor.com.

Kapolres menjelaskan, pelaku berhasil ditangkap petugas Polsek Citeureup.

Citra TNI Tercoreng

Peristiwa penembakan di Bogor Jawa Barat yang dilakukan oleh oknum TNI AD perlu di dalami secara serius.

Apalagi menurut Anggota Komisi I Fraksi PDI Perjuangan, Charles Honoris, adanya oknum anggota TNI yang berada diluar barak kesatuan dengan membawa senjata api sudah tidak benar.

"Apalagi dalam hal ini senjata tersebut digunakan untuk melakukan penembakan terhadap warga sipil. Ini adalah pelanggaran berat !" tegas Politisi PDI-Perjuangan kepada Tribunnews.com, Selasa (3/11/2015).

Karena itu, dia mendorong Mabes TNI harus serius menyelidiki kasus penyalahgunaan senjata ini.

"Apakah praktek membawa senjata diluar tugas itu sesuatu yang sering dilakukan oleh oknum anggota TNI?" demikian dia mempertanyakan.

Lebih lanjut dia juga menilai atasan langsung oknum TNI tersebut harus dipanggil untuk ikut mempertanggungjawabkan.

"Bagaimana kronologinya senjata api bisa dikeluarkan?"

Dia juga mendorong Mabes TNI harus segera memproses hukum oknum TNI tersebut dan melakukan tindakan-tindakan selanjutnya agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.

"Penggunaan senpi di lingkungan TNI harus diperketat," ujarnya.

Kedepan, dia minta perlu diperketat syarat masuk TNI khususnya menyangkut psikologi dan kejiwaan calon anggota.

Karena kata dia kejadian seperti ini bukan yang pertama kali kita mendengar tindak kekerasan oleh oknum anggota TNI terhadap warga sipil.

"Bahkan hanya gara-gara persoalan yang sepele seperti senggolan motor, atau karena dalam kondisi mabuk," ujarnya.

Kata dia, TNI adalah salah satu institusi yang paling dipercaya oleh publik.

Beberapa survey sudah menunjukkan itu.

Namun, kejadian-kejadian seperti ini mencoreng citra TNI di mata publik. (*)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved