Tukang Cilok Itu Bawa Pistol, Cara Berjualannya Janggal
Pas dia duduk di situ. Nah, pas duduk saya lihat kepala pistolnya nongol dan sedikit berkilau. Saya yakin itu FN, nggak mungkin Glock
Dari kamar kontrakan yang ditempati oleh Ali, petugas menemukan komputer jinjing atau laptop, cairan kimia, buku tulis berisi eksekusi dan bahan peledak, selembar foto copy buku nikah atas nama Rahman Surahman.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, Ali merupakan warga negara asing (WNA) suku Uighur, Tiongkok.
Ali berperan bersama-sama membuat bahan peledak dan bom atau 'donut', serta menjadi salah seorang yang siap menjadi 'pengantin' atau 'konser' bom bunuh diri dan mati syahid.
Kamar kontrakan yang ditempati Ali di Bekasi dan satu kontrakan istri kedua Arif dan Andika di Jakarta Timur diduga menjadi tempat pembuatan bahan peledak dan 'donut'.
Bahan peledak yang dibuat dan telah siap pakai, yaitu HMTD dan RDX.
Bahan peledak itu dibawa oleh anak buah Arif, yakni Nur Rohman (berperan belanja bahan peledak) dan Andika (berperan sebagai peracik). Kini, keduanya dalam pengejaran petugas.
Ali merupakan WNA Tiongkok yang pernah tinggal di Bangkok, Thailand dan Malaysia.
Dia masuk ke Indonesia melalui Batam dengan bantuan Nur Rohman dan tinggal di kontrakan Kampung Dukuh Jaya, Kota Bekasi, sekitar dua bulan.
Arif berperan sebagai penerima order dari anggota ISIS di Suriah, Bahrum Naim.
Ia juga menjadi koordinator dan penerima dana pemberangkatan WNI ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Arif menyediakan tempat tinggal untuk Alli, Nur Rohman dan Andika.
Arif juga yang membantu membuatkan KTP palsu dengan alamat Perumahan Margahayu, Bekasi Timur, dengan nama Faris Kusuma.
Adapun Nur Rohman merupakan jaringan Ibad Solo atau bagian Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara (JAKDN).
Ia juga berperan menyembunyikan keberadaan Udin pasca-penangkapan Ibad Solo.
Udin telah tertangkap di Magelang, Jawa Timur, pada Agustus lalu.
