Kisah Persahabatan Ely dengan Orangutan Josh, Mereka Harus Berpisah Sekarang
Masyarakat dilarang memelihara orangutan
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, KAYONG UTARA - Ely tampak tak rela melepas kepergian orangutan saat petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Ketapang datang ke rumahnya.
Ely memeluk erat Josh sebutan orangutan itu, Selasa (5/1/2016), yang selama ini menjadi teman bermainnya.
Ely merupakan anak Muhammad Dahlan (45), warga Dusun Panca Bakti, Desa Parit Baderi, Kecamatan Teluk Batang, Kayong Utara.
"Biasanya anak saya Ely menghabiskan 1 kaleng susu dengan berat 1 kilogram. Begitu juga Josh kami berikan susu dengan jumlah yang sama dan bahkan merek susu yang sama," ujar Dahlan, kepada Tribun Pontianak.
Orangutan ini ia beli dari warga Rp 500 ribu dan dipelihara dari masih kecil, sekitar 2 dua tahun.
Dahlan memperkirakan usia orangutan itu sama dengan umur anaknya bernama Ely, yang juga usianya 2 tahun.
Menurut Dahlan, selama ini sudah ada beberapa orang datang kepadanya untuk membeli Josh.
Bahkan sebagian mereka rela membeli Josh dengan harga tinggi.
Namun Dahlan tetap enggan menjual orangutan kesayangannya itu.
"Saya takut orangutan ini dipelihara orang yang salah, tidak merawatnya dengan baik, tidak memperhatikan dengan baik perkembangannya sehingga menyebabkan kematian pada orangutan ini," tutur Dahlan.
Satgas Penanganan Konflik Satwa BKSDA Ketapang, Adi Susilo, menjelaskan masyarakat dilarang memelihara orangutan.
Selain karena sudah diatur dalam undang-undang, orangutan juga bisa membahayakan keluarga orang yang memeliharanya.
"Orangutan bisa menularkan penyakitnya jika mereka sedang sakit, maka dari itu sangat berbahaya bagi kesehatan keluarga yang memelihara orangutan," ungkapnya.
Kondisi orangutan stres
Orangutan yang dipelihara kurang lebih selama dua tahun oleh masyarakat ini memperlihatkan perilaku yang tidak normal.
"Josh memeluk dirinya sendiri karena ia mungkin merindukan kontak fisik yang ia dapatkan dari ibunya," ungkap drh Jacklyn Eng, dokter hewan di Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan YIARI Kamis (7/1/2015).
"Dia bertingkah abnormal karena stres, terkadang berjalan dan memukulkan kepalanya ke lantai. Ini menyedihkan," imbuhnya lagi.
Josh adalah orangutan pertama yang diselamatkan oleh YIARI di tahun ini setelah YIARI menyelamatkan tidak kurang dari 44 individu orangutan sepanjang 2015 lalu.
Direktur Program YIARI Ketapang, Karmele Sanchez mengungkapkan saat ini sudah ada 99 orangutan di pusat penyelamatan YIARI.
Upaya untuk merehabilitasi Josh agar bisa kembali ke alam bebas, sama seperti proses rehabilitasi orangutan lainnya, akan memakan waktu.
Waktu yang panjang ini tidak hanya diperlukan bagi mereka untuk mempelajari keterampilan untuk bertahan hidup, tapi juga untuk memulihkan mereka dari trauma psikologis.
"Kami benar-benar berharap akan lebih banyak orang yang membantu kami untuk menyelamatkan orangutan sebelum terlambat," kata wanita kelahiran Bilbao, Spanyol ini.
(Tribun Pontianak/Novi Saputra)
