Harga BBM Akan Turun Awal Bulan April, Tetapi Tidak Terlalu Besar
Ini dilakukan untuk antisipasi jika dalam waktu dekat harga minyak dunia kembali naik.
Sudirman menambahkan, surplus itu terjadi bukan hanya karena penurunan harga minyak dunia saja.
Ada faktor lain yang mempengaruhi, seperti perkembangan kurs dan efisiensi yang dilakukan Pertamina.
Surplus yang bakal dikantongi Pertamina tahun ini sepertinya akan semakin gemuk.
Sebab, kelebihan dana harga jual BBM yang diatas harga keekonomian tadi, bakal masuk kas Pertamina.
“Untuk kelebihan dananya, nanti akan dikelola oleh PT Pertamina,” kata Sudirman tanpa menjelaskan, pemasukan dari kelebihan harga jual BBM tersebut akan masuk pos mana.
Dampak ekonomi kecil
Pengamat energi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Fahmi Radhi mengatakan, seharusnya pemerintah menurunkan harga BBM sesuai dengan harga keekonomiannya agar menimbulkan efek gulir ke sektor lain.
Fahmi menghitung, saat ini harga keekonomian BBM jenis Premium adalah Rp 5.250 per liter.
“Harga itu sudah memperhitungkan biaya distribusi dan keuntungan Pertamina,” katanya. Jika harga BBM Premium sesuai dengan harga keekonomian, lanjut Fahmi, maka penurunannya akan signifikan dari harga saat ini yang Rp 7.050 per liter.
Penurunan signifikan itu akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi karena memberikan multiplier efek yang lebih besar ketimbang keuntungan yang diperoleh dari harga jual BBM Premium yang disimpan di Pertamina.
Selain itu, pemerintah dan Pertamina harus transparan dalam harga BBM agar ada transparansi. Dengan begitu, kelebihan harga BBM juga bisa terkontrol dengan baik, saat dikelola Pertamina.
Jika tak transparan, usul Fahmi, kelebihan dana harga jual BBM sebaiknya ditangani oleh badan khusus atau unit di bawah Kementerian ESDM.
“Jika dikelola oleh Pertamina, nanti bisa tumpang tindih. Misalnya untuk menutup kerugian dia,” kata Fahmi.
Kontan/Asep Munazat Zatnika/Hendra Gunawan