Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Cegah Penyebaran Nyamuk Deman Berdarah Dengan Serbuk Kayu Jati

tektokinon merupakan senyawa yang terkandung dalam kayu jati yang berfungsi sebagai pengawet alami dari kayu jati itu sendiri.

Penulis: Soewidia Henaldi | Editor: Soewidia Henaldi
Tribun Bali
Nyamuk Aedes Aegypty 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Demam berdarah merupakan yaitu penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Vektor utama penyebaran penyakit demam berdarah adalah nyamuk Aedes Aegypti.

Pengendalian nyamuk ini banyak dilakukan dengan beberapa metode kontrol.

Misalnya kontrol insektisida, kontrol fisik dan lingkungan, serta biologis.

Disisi lain, teknologi pengendalian perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti menggunakan larvasida alami sangat dibutuhkan oleh masyarakat mengingat kasus demam berdarah yang terjadi Indonesia masih sangat tinggi.

Untuk mengatasi penyebaran nyamuk berbahaya itu, beberapa mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan penelitian tentang pemanfaatan ekstrak tektokinon dari kayu jati sebagai biolarvasida jentik nyamuk.

Para mahasiswa itu tergabung dalam Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian (PKMP), yang diketuai Idris Nur Iskandar dan beranggotakan Singgih Hari Priambodo, Livia Talitha Amalia dan Regita Pramesti.

Indris menjelaskan,  tektokinon merupakan senyawa yang terkandung dalam kayu jati yang berfungsi sebagai pengawet alami dari kayu jati itu sendiri.

"Kami mencoba mencari teknik alternatif untuk mengeksrak tetokinon dari limbah jati yang murah dan aman. Alasan memilih limbah jati adalah kami melihat masih banyak limbah penggergajian kayu jati yang belum optimal dimanfaatkan. Selain itu mengingat kasus demam berdarah terbilang tinggi kami memanfaatkan ekstrak tektokinon sebagai biolarvasid alami yang telah terbukti sebelumnya," ujar Nur Iskandar.

Dijelaskan Nur, metode yang digunakan tim dalam mengekstraksi gergajian kayu jati adalah metode hidrotropi yaitu metode ekstraksi untuk melarutkan senyawa yang bersifat non polar atau larut minyak dengan menggunakan larutan hidrotrop.

Metode tersebut tidak memerlukan pelarut organik yang harganya mahal.

Selain itu, ekstraksi dengan metode hidrotropi termasuk ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia yang bersifat toksik.

Nur dan tim menggunakan serbuk kayu jati yang berasal dari industri penggergajian kayu di Ciampea Bogor.

Larva nyamuk yang digunakan adalah larva nyamuk Aedes aegypti instar-IV.

Larva diperoleh setelah menetaskan telur nyamuk selama 8 hari.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved