Erupsi Gunung Agung

Gunung Agung Tertutup Awan Tebal, Binatang Mulai Turun

secara visual belum tampak kepulan abu di puncak Gunung Agung tapi kegempaan terus meningkat tajam

Tribun Bali/Rizal Fanany/I Nyoman Mahayasa
Tampak dua anak pengungsi sedang makan di tempat pengungsian di Gor Swecapura, Gelgel, Klungkung, Jumat (23/9/2017) (kiri). 

Perubahan yang ditunjukkan Gunung Agung sangat berpotensi ke arah letusan.

"Tapi belum bisa dipastikan kapan terjadi letusan. Petugas akan terus membaca tanda-tanda dari gunung," tandas Kasbani.

Tanda dari Binatang

Sementara itu, sejumlah binatang yang selama ini hidup di kawasan puncak Gunung Agung dikabarkan sudah mulai turun ke lereng gunung.

Binatang-binatang tersebut masuk ke pemukiman warga.

Bendesa Adat Sogra, Kecamatan Selat, Jro Mangku Wayan Sukra, mengatakan binatang seperti monyet dan ular sudah mulai keluar sejak tiga hari lalu.

"Mungkin kepanasan di atas Gunung Agung,” kata Jro Mangku Sukra, Jumat (22/9/2017).

Pria yang juga Panglingsir Pura Pasar Agung, Desa Adat Sogra, ini menjelaskan, turunnya binatang dari puncak gunung merupakan tanda akan terjadi erupsi.

Biasanya antara 1-3 bulan sebelum erupsi, katanya, hewan di gunung turun dan masuk ke rumah warga.

Dikatakan, sebelum Gunung Agung erupsi tahun 1963, binatang buas di atas gunung juga keluar.

Seperti macan, ular, kera, dan binatang unik yang jarang ditemukan di pemukiman warga.

“Hewan yang turun jumlahnya masih sedikit, bisa dihitung. Kebanyakan hewan turun hingga di parkiran Pura Pasar Agung. Mungkin ini tanda-tanda gunung akan meletus. Kondisi ini tidak seperti biasanya,” aku Jro Mangku Sukra.

Untuk tanda lainnya masih belum tampak.

Seperti hujan abu yang membuat gatal dan luka jika menempel di badan.

Tanda secara niskala seperti ada bunyi baleganjur dan gamelan hingga kini belum muncul.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved