Erupsi Gunung Agung
Gunung Agung Tertutup Awan Tebal, Binatang Mulai Turun
secara visual belum tampak kepulan abu di puncak Gunung Agung tapi kegempaan terus meningkat tajam
”Kalau gempa sudah sering terjadi. Makanya saya mengungsi,” tambah Jro Mangku.
Penyisiran Brimob
Aktivitas vulkanik Gunung Agung yang terus meningkat membuat pemerintah bergerak cepat mengosongkan daerah berbahaya seperti rekomendasi PVMBG.
Personel Brimob Polda Bali pun ikut diterjunkan ke lapangan.
Kemarin, personil Brimob Polda Bali melakukan penyisiran wilayah rawan bencana dan mengimbau warga di Desa Temukus segera mengungsi.
Desa Temukus berjarak sekitar tiga kilometer dari Gunung Agung.
Penyisiran dilakukan karena masih ada sejumlah warga yang enggan mengungsi meski gempa terus terjadi.
Kondisi ini tentunya membahayakan bagi warga di zona berbahaya.
Warga masih memilih kembali ke rumah pada siang hari dan baru ke pengungsian pada malam hari.
Hal ini dilakukan warga untuk memberi pakan ternak dan mengurusi lahan.
Adapun warga dari daerah yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) II sudah mengungsi sejak Kamis (21/9/2017) malam.
Daerah yang masuk KRB II di antaranya Desa Amerta Bhuana Kecamatan Selat, Desa Pempatan Kecamatan Rendang, Desa Tulamben Kecamatan Kubu, Desa Datah serta Desa Pidpid Kecamatan Abang.
Wayan Eka (28), pengungsi asal Banjar Dinas Abian Tihing, Desa Amerta Buana mengatakan, warga mulai ketakutan karena geteran gempa terasa hingga ke pemukiman warga di Desa Amerta Buana.
Kekuatan gempa cukup keras, dan berlangsung cukup lama.
“Untuk di Abian Tihing, warga yang ngungsi skitar 200 orang. Mereka ngungsi sekitar Posko Pengungsian di Rendang. Ada juga yang mengungsi ke Denpasar serta Klungkung ikut keluarga,” kata Eka.
Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemda Krangasem, Gede Waskita Sutha Dewa, membenarkan ada warga dari KRB II sudah mengungsi.
Warga yang tinggal sekitar KRB III dan KRB II masih dievakuasi oleh BPBD Karangasem, Kepolisian Resort (Polres) Karangasem, dan Kodim 1623 Karangasem.
Dari 97.017 warga yang tinggal di KRB III dan II, sebanyak 6.400 jiwa yang mengungsi.
Masing-masing di Lapangan Ulakan sekitar 221 jiwa, Buleleng 1.199 jiwa, Lapangan GOR Sweca Klungkung 549 jiwa, Sidemen 1.137 jiwa, Bebandem 1.730 jiwa, Rendang 1.564 jiwa.
“Untuk data seluruhnya masih proses rekapitulasi. Yang mengungsi baru sebagian. Masih banyak warga yang tinggal di rumah, alias tercecer. Kita akan terus lakukan pendekatan,” kata Waskita.
Adapun Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan bahwa pengungsi tersebar di 50 titik pengungsi di Kabupaten Karangasem, Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Buleleng. Pengungsi di Kabupaten Karangasemterdapat 7.018 jiwa yang tersebar di 40 titik pengungsian, di Kabupaten Buleleng 1.722 jiwa pengungsi di 8 titik, dan di Kabupaten Klungkung terdapat 1.496 jiwa. (Saiful Rohim/Tribun Bali)