Ternyata Bahasa Belanda Lebih Sering Digunakan Saat Kongres Sumpah Pemuda, Simak 6 Fakta Lainnya
Sumpah tersebut disampaikan diujung acara Kongres Pemuda Kedua, yang diketuai oleh Sugondo Djojopuspito.
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Sebab,dikhawatirkan kata merdeka dalam syair lagu itu bisa menimbulkan masalah dengan polisi Belanda.
4. Bahasa Belanda mendominasi
Sebagian pembicara dalam kongres menggunakan bahasa belanda.
Misalnya Siti Soendari yang turut menyampaikan pidatonya dalam kongres tesebut.
Tak hanya pembicara, tapi notulen rapat pun ditulis dalam menggunakan bahasa Belanda.
Meski demikian adapula yang mahir berbahasa melayu, yakni Mohammad Yamin.
Ia bertugas sebagai sekretaris kongres yang menterjemahkan pidato hingga kesepakatan kongres ke dalam bahasa melayu.
5. Penulis naskah tunggal
Penulis naskah sumpah pemuda adalah Mohammad Yamin.
Isi dari naskah sumpah pemuda itu ditulis menjelang sesi terkhir kongres.
Yamin mengambil tiga poin yang menjadi inti dari kongres.
Baca: 5 Pasangan Seleb Ini Cuek Pacaran Meski Beda Agama, Malah Makin Mesra dan Romantis
6. Rumah tempat kongres menjadi museum sumpah pemuda
Museum yang berlokasi di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat itu rupanya tempat berlangsungnya kongres pemuda kedua.
Pada tahun 1972 rumah tersebut diubah menjadi museum sumpah pemuda dan ditetapkan menadi cagar buaya.
7. Ada enam perempuan yang mengikuti kongres
Hanya ada enam perempuan yang ikut kongres, diantaranya adalah Dien Pantow, Emma Poeradiredjo, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernamawoelan, dan Siti Soendari.