226 Penumpang Mengalami Luka-luka Akibat Kecelakaan Kereta Api di Afrika Selatan

Kepolisian Afrika Selatan tengah menggelar investigasi dengan tuduhan pembunuhan pada insiden tersebut.

Editor: Vivi Febrianti
(Wikus De Wet / AFP)
Petugas inspeksi Agensi Kereta Api Penumpang Afrika Selatan (PRASA) tengah memeriksa lokasi kecelakaan kereta yang terjadi pada Kamis (4/1/2018) lalu. Enam hari setelahnya, insiden kereta kembali terjadi di stasiun di Germinston. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Insiden kecelakaan kereta kembali terjadi di Afrika Selatan, Selasa (9/1/2018). Kali ini sebuah kereta menabrak rangkaian kereta lain yang tengah berhenti di stasiun.

Pengatur Keselamatan Kereta (RSR) Afrika Selatan mengatakan, insiden kali ini sepenuhnya disebabkan 'human error' atau kesalahan petugas.

Disampaikan dalam pernyataannya, satu rangkaian kereta diberi izin memasuki stasiun di Germinston, timur Johhanesburg, saat masih ada kereta lain di stasiun.

Benturan antara kedua kereta pun tidak terelakkan.

"Bagian depan rangkaian kereta yang datang menghantam bagian belakang kereta yang tengah berhenti," tulis pernyataan RSR dikutip AFP.

Sebanyak 226 orang penumpang di kedua kereta dilaporkan mengalami luka ringan dan sedang.

Insiden kereta ini, meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun terjadi kurang dari sepekan sejak tabrakan kereta yang menewaskan 19 orang termasuk empat anak-anak pada Kamis (4/1/2018).

Kepolisian Afrika Selatan tengah menggelar investigasi dengan tuduhan pembunuhan pada insiden tersebut.

Sementara dari partai oposisi Aliansi Demokratik melihat dua insiden terjadi dalam waktu sangat dekat menunjukkan kurangnya investasi dari sisi keamanan kereta.

Data tahun 2016/2017 mencatat sebanyak 495 korban tewas dan 2.097 luka-luka terkait jaringan perkeretaapian di Afrika Selatan.

Namun, Menteri Transportasi Joe Maswanganyi bertahan dengan menyebut buruknya jaringan kereta api di negara itu karena telah diabaikan selama masa pemerintahan apartheid yang berakhir pada 1994.

Pemerintah telah menyisihkan anggaran sebesar 452 juta dolar AS (sekitar Rp 6,4 triliun) untuk perbaikan sejak 2015 hingga 2018.

"Jaringan perkeretaapian kita telah terbengkalai selama bertahun-tahun akibat tidak adanya investasi oleh pemerintahan apartheid," kata Maswanganyi.

Berita ini telah ditayangkan di Kompas.com dengan judul Kecelakaan Kereta Api di Afrika Selatan, 200 Lebih Penumpang Luka-luka

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved