Pengalaman Tak Terduga Dokter Tangani Pasien Kecelakaan, 'Saya Berlutut Di Samping Tempat Tidurnya'
"Saya jatuh dari motor dok. Udh dua jam dipinggir jalan, baru ada mobil bak yg lewat akhirnya mengangkut kami dan motor kami"
"Poe, lo bisa handle itu?" Sambil saya nunjuk luka panjang di tangan bapak. "Bisa! Ini gw jait nanti, sekalian sama yg di pelipisnya". Good, saya bisa fokus sama anak ini skrg. Kondisinya berat. Tulang pahanya teraba patah total, membuat kaki kanannya tampak lebih pendek.
Tensinya turun, pendarahan dalamnya cukup banyak, perkiraan sampai 2 liter. Saya pasang infus dan kateter urin. Saya suntikkan obat2 anti pendarahan dan obat nyeri. Lalu saya segera pesan darah dari PMI. Saya genggam tangan anak itu "Sing kuat nyak" dia menggangguk.
Singkat cerita,bpk itu masuk ruang rawat inap dengan diagnosa cedera kepala ringan, dan anaknya masuk dengan diagnosa fraktur tertutup os femur dekstra dan siap dioperasi.
Menuju ruang operasi,bapak itu genggam tgn saya,"tolongin anak saya ya dok".Saya tersenyum dan menggangguk.
Dokter bedah tulang di rsud garut itu cool banget, ganteng dan bertangan dingin. Salah satu dokter paling disegani di garut. Beliau sdh siap di Ruang o.k saat saya masuk bersama pasien. "Ini buat pasien ujian km ya gia" kata beliau mengagetkan saya smbil jalan mnuju ruang ganti.
Saya bener2 kaget, tapi sedikit senang karena saya menangani dari sejak IGD. Saya tau dari awal kondisi anak ini. "Baik dok, saya siapkan semuanya setelah selesai operasi". Saya segera ganti baju, cuci tangan dan pake baju operasi.
Ruang Bedah tulang itu tersendiri, tempatnya penuh sama alat2 yg tdk biasa bagi bedah umum. Tapi sangat biasa buat tukang mebel. Disana ada Bor mesin, ada Obeng, ada Palu, ada Mur, ada Baut, ada kawat dan ada plat baja segala ukuran seru.
Pasien sudah di bius. Beliau melihat gambaran rontgen sebentar lalu bilang"kita mulai ya". Beliau menyayat sisi luar paha pasien, terus menyayat sampe terlihat patahan tulang yg bertumpuk tidak sejajar, "gia, liat ini. Ga bisa kita pasang plat, hrs kita tarik dulu"
Kita coba menarik kakinya ke belakang. Dibutuhkan tenaga tiga orang, saya dan 2 perawat untuk mengalahkan otot pahanya. Konsulen berdiri tegak menatap lubang operasi memegang clamp tulang yg besar, sambil teriak2, "ayooo teruss, teruusss! Dikit lagi ayo" mirip suporter bola.
Tiba2,"Yakk! Stoopp!" Beliau seketika langsung menjepit menyatukan dua sisi patahan dengan clamp tulang. "Sip, bagus" sambil ngasih jempol ke saya dan 2 perawat yg sudah keringetan kayak baru aja menang tarik tambang.
Beliau pasang plat baja sesuai ukuran patahan, mengambil bor lalu ZzziinngG suara bornya siap bekerja. Beliau mengebor lubang2 plat baja tersebut. "Gi, ambil 4 baut femur, sm mur. Nih coba kamu pasang 2". Saya ambil obeng lalu membaut plat ke lubang bor tadi.
Saya semangat bgt muter2in obeng saya, seumur2 mana pernah kebayang membaut tulang orang. "Gia, jgn lupa pantau pendarahannya". Kata beliau mengingatkan. Setelah tulang lurus kembali, pendarahan berhenti, luka operasi pun dijahit.
Pasien ini akan pake tongkat untuk sementara waktu, tapi yg pasti saya sudah memenuhi janji saya ke bapak untuk nolongin anaknya. Saya mendorong pasien dengan senyum happy, riang gembira menuju ruang rawat dimana saya bisa menceritakan operasi tadi ke bpknya
Sampe ruang rawat saya liat kok byk prwt dan koas kumpul di ruangan bpk itu,"ada apa ini?!" Saya tanya sambil lari menyeruak kerumunan utk smpe sebelah bapak "Bapaknya tadi abis keluar dari kamar mandi jatuh tiba2 ga sadar gi,ga keraba denyut nadinya,kemungkinan serangan jantung"
"Ayo RJP!" Saya teriak sambil narik teman saya untuk begging pompa oksigen ke mulutnya. Saya pompa jantungnya terus menerus tidak berhenti, 1 siklus, 2 siklus, 3 siklus, "ayoo pak, bertahan.. " 4 siklus, 5 siklus, saya sudah mulai kehabisan nafas.