Kecelakaan Tanjakan Emen Subang
Tangan Dingin, Saya Mau Pergi, Hingga Itu Semua Mayat Ya Allah
Firasat hingga menyaksikan langsung oleh mata sendiri kecelakaan bus di Tanjakan Emen, semakin menambah luka sedih yang mendalam.
Penulis: Yuyun Hikmatul Uyun | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
"Tadinya Bagus mau ikut saya (liburan ke Ciater). Tapi karena sudah kelas enam jadi dia harus ikut try out di sekolah," begitu isi pesan yang dikirim Sri Martiningsih kepada Novi.
Novi baru membalas pesan tersebut beberapa jam kemudian, lalu Sri Martiningsih kembali mengirim pesan.
"Saya mau kumpul rame-rame, tapi besok saya mau pergi," tulis Sri Martiningsih, dua jam sebelum kecelakaan terjadi.
Novi tidak pernah menduga bahwa pesan itu adalah ungkapan terakhir Sri Martiningsih.
"Saya kira maksudnya besok akan pergi itu maksudnya berangkat ke Bandung itu. Ternyata pergi untuk selamanya," tambah Novi.
3. Masih kebayang itu mayat banyak
Musrifah salah seorang penumpang bus nomor tiga melihat kejadian tersebut dan berteriak, "Ya Allah, itu teman saya semua Ya Allah,"
Bus nomor dua dan nomor tiga selamat karena berada di belakang bus nomor satu, yang terguling di Tanjakan Emen, Subang.
Musrifah tak kuat mendekat dan hanya melihatnya dari jauh.

"Ya Allah, saya lemas, saya mau turun enggak, turun enggak, tapi dengkul saya lemas. Saya duduk saja di dekat pintu bus," ujar Musrifah.
"Ada anak kecil, ada yang kegencet bus, itu mayat semua Ya Allah," Musrifah mengingat banyaknya korban ada di hadapan matanya.
Musrifah mengaku mengenal semua penumpang bus yang meninggal dalam kecelakaan tersebut.
"Orang baik seua itu Ya Allah, yang meninggal itu yang diambil," tegas Musrifah.