Cerita Pilu Dibalik Dasi Rinto Daeng Sitaba, Tukang Bakso yang Berpenampilan Seperti Eksekutif Muda
Rinto sumringah ketika ditanya alasannya selalu berpakaian seperti pekerja kantoran saat berkeliling menjual bakso.
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Ardhi Sanjaya
4. Usaha bakso turun dari ayah
Awalnya, sang ayahlah yang mempunyai bisnis bakso keliling yang dijalankan oleh Rinto dan 6 rekannya yang lain.
Namun, karena kondisi kesehatan Daeng Lau kurang memadai, Rinto yang diminta pergi berbelanja di pasar hingga membantu membuat bakso.
"Kalau saya membuat bakso, pakai topi dan pakai celemek. Pokoknya saya jaga kebersihan dagangan saya. Sampai saya jualan keliling, saya tetap berpakai bersih dan rapi seperti ini," katanya.
5. 1 Jam bersolek
Dalam berpenampilan rapi dan bersih setiap hari, tentu saja Rinto harus mempersiapkannya dengan baik.
Rinto mengaku, mempersiapkan dirinya, mulai mandi sampai bersolek selama hampir satu jam. Pakaian dan aksesori yang dipakai adalah milik sendiri, dibelinya dari hasil tabungannya.
Baca: Ini Fakta-fakta Hutang Satpol PP Diwarung Nasi Yang Mencapai Rp 60 Juta, Nomor 3 Jangan Ditiru
"Pakaian, sepatu, topi, dasi dan lainnya ini saya beli dari hasil jualan bakso yang setiap hanya disisipkan di celengan. Saat berdandan, banyak pembeli bakso yang sudah berteriak-teriak di depan rumah. Tapi biasa kakak sepupuku itu yang melayani (mereka) jika saya berdandan," tuturnya.
6. Koleksi topi koboi
Rinto mempersiapkan dagangan baksonya dengan berpenampilan unik seperti koboi.
Menurut Rinto, topi koboi digunakannya untuk menghindari adanya kotoran atau rambut yang jatuh di makanan dagangannya.
Ternyata Rinto memiliki mempunyai banyak koleksi topi koboi yang setiap hari digunakannya menyiapkan dan menjajakan bakso dagangannya.
Selain koleksi topi koboi, Rinto juga mempunyai banyak koleksi sepatu kulit yang biasa pekerja kantoran.
Semangkok bakso yang dijajakan Rinto dihargai Rp 5.000 hingga Rp 10.000.