Kisah Penonton Bayaran TV yang Tak Mau Dipanggil Alay, Kini Ada yang Sampai Jadi Artis

Awal mulanya ketia Deddy Corbuzier membuat video berjudul "Artis Alay Kenapa Makin Banyak Sih !!!!!"

Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Ardhi Sanjaya
Youtube
Deddy Corbuzier 

Namun, seiring waktu, para agensi ini tidak lagi mengalami kesulitan, termasuk ketika mendapat order permintaan berjumlah ribuan.

Kunci suksesnya adalah memperluas pergaulan.

Pada akhirnya, ketika pergaulan sudah luas dan relasi terjalin, kerja sama dengan penyedia massa berskala lebih kecil bisa lebih mudah.

Penyedia massa berskala kecil yang tersebar di berbagai daerah ini biasanya disebut sebagai koordinator lapangan (korlap).

Sejak dulu sudah marak, tapi karena tidak ada koneksi jadi sulit berkembang.

Kini korlap-korlap tersebut telah bekerja sama dengan agensi yang lebih besar.

“Misalnya, di Kedoya, ada Ibu Sofi. Di Bekasi, ada ibu ini. Di Cileduk, ada lagi siapa. Ya, yang penting saling menguntungkan saja,“ terang Mas Har.

Tidak ada standar khusus dalam merekrut para pemeriah acara. Semuanya serba standar.

Hanya saja, setidaknya cukup ekspresif, enak dipandang, mudah beradaptasi dengan segmen acara, dan profesional.

Kriteria lebih spesifik justru datang dari pihak televisi. Lain genre program, lain pula jenis penontonnya.

Misalnya, Pesbukers di ANTV membutuhkan penonton yang ramai dan bisa diajak berbalas-balasan lelucon dengan pengisi acara.

Mel’s Update lebih membutuhkan audiens yang berpenampilan menarik. Atau, Mantap membutuhkan remaja bersemangat.

Mereka bekerja dan dibayar. “Kadang-kadang kita dapat cemoohan. Alay disebutnya. Sebutan alay‚ ’kan jadi momok sekarang. Akhirnya saya bilang, ‘Jangan takut dipanggil alay. Itu hanya ejekan buat ngata-ngatain orang. Yang penting kita betul-betul kerja, cari makan, buat bantu orangtua, buat sekolah.’ Akhirnya, mereka bersemangat lagi,” ucap Mas Har.

Jangan salah sangka, pola kerja para pemeriah acara ini juga profesional. Pembagian honor berdasarkan kelas.

“Misalnya, kalau Rp20 ribu, biasa saja. Kalau kelas B Rp50 ribu, yang lebih bagus penampilannya. Kalau eksklusif, ibu-ibu arisan, atau anak-anak yang cantik seperti figuran, kelasnyabeda lagi. Kira-kira Rp75 ribu- Rp100 ribu,” urai Mas Har.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved