Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

2 Tahun Berjuang Lawan Kanker Kemih, Wanita Ini Meninggal Dunia Dalam Dekapan Sang Suami

Pada tahun 2016, Christine memutuskan pap smear pertama kalinya, Dokter menemukan benjolan di bagian intimnya. Saat itu Christine pun dioperasi.

Penulis: Yuyun Hikmatul Uyun | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Kita bisa
Alm. Christine dan Tommy Setiawan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Christine Setiawan yang kini sudah meninggal dunia adalah seorang pejuang kanker sejati.

Kisah perjuangannya yang tak kenal lelah demi beruapaya untuk sembuh menuai pujian dari kalangan netizen.

Kisah perjuangan Christine ini sering diunggah di akun Instagram @pempek_funny.

Baca: Wajahnya Membengkak Sejak Lahir, Bayi Berusia Seminggu Ini Meninggal Saat Ingin Dibawa ke Jakarta

Christine Setiawan (36) dan suaminya Tommy Kurniawan Buyung pasangan yg rajin bekerja.

Christine merupakan seorang desain interior, dan Tommy kontraktor.

Pernikahan mereka sudah berjalan selama 10 tahun lebih.

Bahkan, mereka sudah dikaruniai dua orang anak yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Hingga satu hari di 2016 ia memutuskan pap smear untuk pertama kalinya.

Pap smear adalah sebuah uji medis yang dapat memeriksa kondisi sel-sel pada serviks (leher rahim) dan vagina.

Melalui pemeriksaan rutin, perubahan sel-sel yang mungkin bisa berkembang menjadi kanker atau sudah menjadi kanker, bisa terdeteksi.

Dari sanalah, dokter menemukan benjolan di bagian intim Christine.

Baca: Salman Khan Bebas, Detik-Detik Kepulangannya Diantar Polisi & Disambut Histeria Para Penggemar

Pada bulan Juni 2016, Christine menjalani operasi kanker vagina di sebuah rumah sakit di Jakarta.

Setelah dilakukan bedah, lulusan Universitas Tarumanagara, Jakarta ini mengira masalahnya kelar.

Ternyata beberapa bulan kemudian, malah makin parah.

Malah divonis kanker kemih.

Ia terpaksa harus buang rahim dan vaginanya hingga sisa setengah.

Ia penderita kanker kemih di mana seluruh ususnya dikelilingi “jerawat kecil” yang bisa berdarah setiap saat dan membuat lengket ususnya. Ususnya sudah dipendekkan.

Baca: Longsor Akibat Hujan Deras, Akses Penguhubung Jalan Di Dramaga Ini Terputus

Tommy sebagai suami syok luar biasa.

Sebagai pria normal, ia tidak siap dengan kondisi istrinya. Tapi cintanya mengalahkan egonya.

“Tidak mungkin saya membiarkan istri saya kesakitan, dan lebih mementingkan nafsu. Itu ga benar,” papar pria usia 39 ini.

Ia menemani Christine melakukan operasi ini.

Perjuangan Christine makin panjang, karena kankernya mengganas.

Tommy mengambil alih semua tugas istri seraya bolak balik RS mengobati Christine.

Baca: Live Streaming Persib Bandung Vs Mitra Kukar - Tekad Maung Bandung Raih Tiga Poin

Operasi kanker kemih ini pun akhirnya dilakukan pada bulan Juni 2017, di rumah sakit di Penang, Malaysia.

Tak hanya itu, Christine bahkan sudah menjalani kemoterapi sebanyak 8 kali dan masih berada di Penang, Malaysia.

Pada saat Desember 2017 Christine malah divonis menderita penyakit herpes di daerah kewanitaan dan sekitar dubur sehingga tidak menjalani kemoterapi ke 9.

Christine pun masuk rumah sakit kembali pada awal Desember karena ada masalah di ususnya sehingga tidak bisa mencerna makan dan minum.

Baca: Foto dan Video Serunya Jokowi Touring Pakai Motor di Sukabumi, Tetap Bawa Ini Biar Gak Ditilang

Selama 1 minggu di RS di obeservasi dan profesor mengatakan kalau Christine sudah tidak bisa di kemoterapi lagi.

Menurut profesor selama ini yang dia tau bahwa kanker vagina/penis tidak pernah bisa disembuhkan selama ini dengan metode kedokteran seperti operasi, radiasi ataupun kemoterapi.

Kemudian profesor ini suruh Christine pulang dan hidup sehat.

Christine dan Tommy
Christine dan Tommy (Kitabisa)

Baca: Tak Ingin Presiden Terluka, Anggota Paspampres Berlarian Kejar Jokowi Yang Naik Chopper

Usai dibilang dokter seperti itu, Christine tak patah arang.

Ia dan suaminya mencoba berobat hingga ke Bangkok, Thailand.

Christine berobat holistik ke Bangkok di Klinik veritalife, dan terpaksa berpisah dengan dua anak mereka.

Mereka berangkat ke Bangkok hasil galang dana.

Harta mereka sudah habis untuk biaya pengobatan.

Baca: Lapangan Sepak Bola di Jalan Manunggal akan Disulap Menjadi Taman Kota

Bolak balik RS, kemo, dirawat di RS, hingga ke Penang.

Saking lamanya, Christine bisa berbulan-bulan tidak bertemu anaknya.

Sebagai ibu yg melahirkan dua buah hatinya, hal ini sangat menyiksa batinnya.

Kadang, ia pergi dan pulang melihat anaknya sudah makin besar.

Ia tahu anaknya butuh kasih sayang ibu, namun di sisi lain ia harus menyembuhkan sakitnya.

Sebuah dilema besar sekali. Christine mengeraskan hatinya.

Ia memutuskan menjauhkan diri dari anak-anaknya.

Bila sedang di kamar, anaknya mendekat, ia akan menyuruh keluar.

Hatinya sakit sesungguhnya. Tapi, itu caranya agar buah hatinya tidak bergantung dan mencari mama mereka.

Dengan demikian, mereka tidak perlu rindu sosok ibu.

Tommy suaminya sedih dengan keputusan istri, ia tahu Christine keras sekali, tapi ia tidak memaksa.

Ia cinta Christine, dan mencoba menggenggam peran ibu bagi anak-anaknya.

Kini, Christine malah tidak bisa lagi membelai anaknya. Ia bahkan tidak bisa melihat anak-anaknya, karena koma.

Anaknya mencoba memanggil, namun sejak 2 tahun ini mereka lebih dekat dengan papanya.

Christine pun sempat terbaring koma ICU RS Paolo, Bangkok.

Baca: Kasihan Bukan Ayu Ting Ting, Ivan Gunawan Ajak Wanita Asal Thailand Ini Makan Malam Dengan Orang Tua

Pada tanggal 14 Maret 2018, Christine yang dijenguk para sahabat Indonesia yang berada di Thailand sempat membuka matanya, ia melihat ke sana ke mari, dan kemudian telunjuknya terus menunjuk ke atas pintu masuk.

Saat itu, hasil CT Scan menunjukkan kanker kemihnya membesar jadi 13 cm. Ia terpaksa berhenti berobat holistik dan melanjutkan pengobatan sementara sejak dirawat di rumah sakit akibat drop, potasium, tensi darah rendah dua pekan lalu.

Pada hari Paskah pun, penantian Tommy berujung manis.

Christine yang sudah berhari-hari terlelap kini bisa membuka mata.

Segala cara ia coba termasuk pindah rumah sakit, dari Paolo Memorial Hospital ke Sukhumvit Bangkok.

Hal tersebut dilakukan demi mendapatkan pengobatan yang tak kalah jauh kualitasnya namun tetap dengan harga yang tak berat di kantong.

Baca: Merinding! Tarantula Dimakan? Di Negara Ini Malah Jadi Cemilan Favorit Lho, Kayak Daging Kepiting

Namun, ternyata Tuhan lebih menyayangi Christine.

Tuhan memanggil Christine ke dalam pangkuannya pada Selasa, 3 April 2018 di RS Sukhumvit Bangkok.

“Christine sudah mau pergi Pak. Kata dokter 3-6 jam lagi,"

“Saya tidak sanggup untuk mendampingi kepergiannya Pak,” keluh Tommy. 

Tommy mengirimkan doa terakhir dan kata perpisahan dalam sedihnya yg mendalam.

Air mata tak hentinya mengalir dari kedua mata Tommy.

Tommy meminta Tuhan agar mengampuni dosa dan menerima sang istri di sisiNya.

Pukul 20.28 waktu Bangkok, Christine pergi dengan tenang.

Jenazah Christine disemayamkan keesokan harinya, Rabu (4/4/2018) di rumah duka Grand Heaven lantai 2 nomor 218 Pluit, Jakarta Utara.

Misa tutup peti pukul 8 malam.

Christine Setiawan adalah pejuang kanker vagina, kanker kemih stadium akhir.

Selamat jalan, Christine. Semoga kamu mendapat tempat yang tenang di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved