Komentari Soal Konglomerat Nasionalis, Ratna Sarumpaet : Kalau Tionghoa Nasionalis Banyak !
Ratna mengomentari perihal pernyataan seorang netter yang menyebut istilah "konglomerat nasionalis".
Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
Ratna lalu menjelaskan perihal alasannya tersebut.
What? Mana ada KONGLOMERAT NASIONALIS?
Kalau Tionghoa nasionalis ada dan banyak.
Mereka pengusaha dgn penghasilannya baik tapi wajar.
Ada intelektual. Ada akademisi. Ada Pekerja kreatif. Dll.
Hidup mereka sewajarnya.
Yg tinggal di Benteng, dan tempat2 sejenis bahkan hidup miskin
Tanggapan yang dilontarkan Ratna pun menuai beragam komentar dari netter.
Ada netter yang setuju dengan pernyataan tersbut, ada pula yang mencelanya.
"Konglomerat nasionalis ada bu. Konglomerat ada byk suku atau etnis.
Mgkn yg dimaksud TAIPAN. Konotasinya sdh beda," tulis akun @Akbar_Ltd.
"Pribumi yang berat memikul di langit pemerintahan Antahberantah berantah, dan menjunjung harapan yang klise pro wong cilik!!!" tulis akun @TogiNavalarch.
"nggk ada bosannya anda mencari titik kesalahan pemerintahan pak @jokowi ya... Nenek mau mu itu apa sih sebenarnya," tulis akun @afiq_devgan993.
Baca: Sering Tidur Berbantal Tangan, Wanita di China Ini Harus Dioperasi, Ini Penyebabnya
Ratna beri pesan menohok kepada ulama 212
Cuitan Ratna itu adalah sebagai respon atau balasan dari sebuah cuitan netter.
Netter yang memiliki nama akun @HukumDan itu menuliskan cuitan untuk menanggapi artikel dari salah satu media online perihal viralnya foto pertemuan Jokowi dengan alumni 212.
Berikut adalah cuitan dari netter tersebut.
Sebelum Pertemuan Tertutup .semua Hp di sita pihak Istana. Masih dalam pertemuan. Foto foto bertebaran di medsos .
#eh koq penyebar bisa begitu. Lain kali jangan mau di kibulin pertemuan tertutup.
#Istanasebarfoto
Atas cuitan tersebut, sejurus kemudian, Ratna pun menuliskan tanggapannya yang ternyata berupa pesan untuk para ulama 212.
Berikut adalah balasan menohok Ratna Sarumpaet.
Kpd pr ulama 212 yth. Mari rapatkan barisan, d mlawan. Mdatangi Istana dimana kriminalisasi ulama d aktivis dirancang adl KELIRU BESAR apalagi mengatas namakan korban, tanpa seizin pr korban. Aku 1 dr korban. Aku tidak perlu dibela dg meladeni rencana kotor Istana. Aku ikhlas ...
Baca: Senyum Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Bergandengan Tangan Lewati Garis Perbatasan