Pengakuan Korban Selamat Miras Oplosan Maut, Akui Perutnya Sakit Seperti Ingin Meledak
Bagaimana tidak, kasus yang terdengar sepele ini nyatanya telah menelan korban jiwa sebanyak 112 orang.
Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
Dirinya mengatakan, meski Entis telah meminum miras oplosan tersebut selama setahun, namun dirinya tiba-tiba saja merasakan kesakitan yang amat sangat.
Hal itu dicurigai Entis adalah karena baru-baru ini, Miras yang ia tenggak memiliki warna berbeda dengan miras satu tahun yang lalu.
"Sakit perut, perut kayak mau pecah, mual, pusing, dada merah-merah muka juga kena," ungkap Entis seraya menunjuk bagian perutnya.
Entis kemudian menceritakan kebersyukurannya karena dirinya berhasil selamat dari peristiwa tersebut.
Padahal Entis sempat mengaku heran, mengapa dirinya selamat sedangkan puluhan orang meninggal dunia.
"Pas hari kamis, jumat , sabtu, ada yang meninggal, udah saya heran kok saya nggak apa-apa, orang lain pada meninggal"
Baca: Komentari Soal Konglomerat Nasionalis, Ratna Sarumpaet : Kalau Tionghoa Nasionalis Banyak !
Terlepas dari kasus tersebut, kini Entis mengaku kapok dan tak ingin menenggak barang haram itu lagi.
Hal itu lantaran dirinya tiba-tiba saja merasa taku tmati saat menyaksikan banyaknya korban miras oplosan maut tersebut.
"Akhirnya saya diperiksa sama dokter, dan bersyukur masih hidup. Tapi pas hari senin, saya merasa takut sekali mati, saya kapok dan tidak mau mencoba lagi," ucap Entis berkaca-kaca.
Korban tewas akibat miras oplosan sebanyak 112 orang
Wakil Kepala Polisi RI Komjen Syafrudin menyebut korban meninggal minuman keras (miras) oplosan secara nasional ada sekitar 112 orang.
Hal tersebut terungkap dalam rilis penangkapan SS yang dilaksanakan di tempat produksi miras oplosan yang juga kediaman SS di Jalan By Pass, RT 03/08 Cicalengka Wetan, Kabupaten Bandung, Kamis (19/4/2018).
Baca: Disebut Kere, Kris Hatta Malah Pamer Mobil Baru, Billy Syahputra Jual Mobil ke Mantan, Lho ?
"Karena ini (miras), anak kita sudah banyak korban (meninggal), 112 orang di seluruh Indonesia," kata Syafruddin, Kamis (20/4/2018).