Beredar Percakapan Rini Soemarno dan Dirut PLN Bicara Jatah Saham, Begini Klarifikasi BUMN
Muncul persepsi percakapan yang diduga sengaja diedit itu bertujuan memberikan informasi yang salah dan menyesatkan.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
SB : Saya ngomong ama ibu, tolong Bu...
Baca: Foto-foto Adik Perempuan Olga Syahputra yang Jarang Terekspose, Cantik dan Pangling Banget
RS : Ya benar, gak apa kan sama saja. Apapun biar bagaimana, BUMN ini kan tetap kita jaga, kan akhirnya itu komitmennya komitmen dari BUMN untuk mereka itu supaya IRR (Internal Rates of Return) masuk itu tidak terlepas dari kita juga karena yang utama yang beli kan adalah PLN.. Sama...tapi terutama PLN. Pertamina juga dong
SB : Bukan, Pertamina supply Bu. Iya, oh nggak beli juga ya bu? Beli
RS : Karena dia kan ada customer juga
SB : oh iya ya...
RS : Banyak yang dia terangin juga dia bilang gini kita harus main... lho bagaimana sih kok main ... saya bilang begitu kan.
Pokoknya gini lah kalau menurut saya bilang PLN dan Pertamina ini kan off-take ya gak mungkin dong saya bilang kalau begitu.
Terus menurut saya banyak yang nerusin. Cuma saya bilang sama kakak saya yang satunya, biasanya kalau dia sudah gak mau ngomong, saya ngomong saya yang satunya supaya nyambung kesana gitu kan
SB : Betul, betul.
Baca: Anaknya Terkena Ayunan Saat Main di Playground, Pria Ini Tendang Punggung Anak Kecil Hingga Begini
Penggalan percakapan yang viral itu kemudian diluruskan oleh Sekretaris Kementerian BUMN, Imam Apriyanto Putro.
Muncul persepsi percakapan yang diduga sengaja diedit itu bertujuan memberikan informasi yang salah dan menyesatkan.
Kementerian BUMN menegaskan bahwa percakapan tersebut bukan membahas tentang 'bagi-bagi fee' sebagaimana yang dicoba digambarkan dalam penggalan rekaman suara tersebut.
Imam mengakui memang benar Rini dan Sofyan Basir melakukan diskusi mengenai rencana investasi proyek penyediaan energi yang melibatkan PLN dan Pertamina.
Diskusi tersebut bertujuan memastikan investasi itu memberikan manfaat maksimal bagi PLN dan negara, bukan sebaliknya untuk membebani PLN.
Percakapan utuh yang sebenarnya terjadi adalah Sofyan Basir memastikan syarat untuk PLN ikut serta dalam proyek tersebut adalah PLN harus mendapatkan porsi saham yang signifikan.