Surabaya Diteror Bom
Kisah Pilu Wanita Mantan Sopir Bus, Korban Bom Gereja Hidup Sebatang Kara, Ini Pesan Terakhirnya!
Informasi dari rekan-rekannya, sebelum bom menghantam Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Tutik duduk di teras gereja.
Kedekatan Tutik dengan keluarga di Solo menjadikan almarhumah selalu ingin balik ke kota kelahiran Presiden Jokowi bila terjadi apa-apa pada dirinya.
Bahkan sebelum peristiwa nahas menimpa Tutik, ia sering menelepon keluarga di Solo dan meninggalkan satu pesan khusus.
"Sebelum meninggal, almarhumah sering menelpon di keluarga Solo," jelas Tri.
"Tutik selalu berpesan kalau terjadi apa-apa minta dibawa ke Solo," tambahnya.
Tak hanya itu, Tutik juga berpesan kalau meninggal ingin didandani yang cantik.

Menurut rekan satu gerejanya, Tutik didandani cantik dan mengenakan kebaya.
Meski hidup mandiri, lanjut Tri, Tutik jarang mengeluh sakit.
Tubuh Tutik yang kuat dan segar hingga banyak membuat orang salah sangka tentang umurnya.
"Umurnya hampir 70 tahun tapi tidak terlihat seperti perempuan berumur seperti itu. Energik sekali dia," jelas Tri.
Baca: Sempat Dikira Perampokan, Densus 88 Tangkap M Choir Di Tangerang
Tri menambahkan saat muda, rupanya Tutik, adik kandung ibunya itu menjadi atlet sepeda di Kota Solo.
Ia masih mengingat saat Tutik berlatih melaju mengayuh sepeda di Stadion Sriwedari Solo.
Kabar meninggalnya Tutik, diterima keluarga usai pulang menghadiri pesta pernikahan.
Setiba di rumah, Tri mendapati pesan di handphone-nya yang mengabarkan Tutik menjadi korban bom di Surabaya.
Mendapatkan kabar buruk itu, Tri langsung menuju Surabaya.
Nahas, setibanya di Mojokerto, Tri mendapatkan informasi, Tutik sudah menghembuskan nafasnya yang terakhir di Rumah Sakit Angkatan Laut Surabaya.
Baca: Diaktifkan Kembali, Begini Kehebatan Pasukan Elit TNI yang Siap Bergerak Atasi Terorisme