Kasus Terorisme

Jelaskan Perbedaan JI dan JAD, Ali Imron: Kemampuan Kami Lebih Besar dari ISIS

Setelah serangkaian aksi tersebut berakhir, Ali imron lalu berasumsi bahwa aksi-aksi teror bom selanjutnya itu bukan diakibatkan oleh JI.

Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
tribun bogor
Ali Imron, Napi Terpidana kasus Bom Bali 

Yang di dalamnya diajarkan bahwa tak mungkin mengkafirkan semua umat islam.

Hal tersebut tentunya berbeda dengan JAD yang berafiliasi dengan ISIS.

Ali imron memaparkan bahwa akidah yang dipakai JAD adalah akidah Takfiri atau menghalalkan darah manusia.

Karena akidah yang dimiliki ISIS tersebut lah, hingga kini pada jamaah JAD santer mengincar pihak kepolisian.

Selain karena akidah, rupanya alasan JAD mengincar polisi adalah untuk tujuan politik.

Artinya mereka (JAD) memanfaatkan kesempatan untuk menyakiti polisi ketika banyak masyarakat yang justru disakiti oleh polisi,

Kesempatan mengenai stigma tersebut akhirnya dipakai oleh ISIS dengan tujuan ketika mereka (ISIS) ini menyerang polisi, masyarakat akan cuek.

Baca: Kesaksian Bripka Iwan Sarjana Satu-satunya Sandera yang Selamat: Cuma 1 Persen Kesempatan Saya Hidup

Baca: Kisah Bocah 11 Tahun Asal Bogor yang Direkrut ISIS, Bisa Bongkar Senapan Dalam 32 Detik

Hal lain yang menyebabkan JAD ini menyerang polisi dimungkinkan karena adanya rasa dendam.

Karena banyak rekan-rekannya yang ditangkap oleh pihak kepolisian.

Meski begitu, tak menutup kemungkian ada pihak lain yang akan diserang oleh JAD.

"Nggak cuma polisi, menurut mereka juga sebenarnya bisa saja menargetkan TNI, Anggota DPR, Presiden," ujar Ali imron.

Padahal menurut Ali imron, jaringan Islamiyah itu lebih besar daripada JAD.

Namun karena akidah JI tak sama seperti ISIS, maka mereka tak mungkin ikut melakukan penyerangan kepada pihak kepolisian.

"Kemampuan kami padahal lebih besar daripada ISIS, tapi karena akidah kami tidak sama seperti ISIS jadi ya kami nggak bisa melakukan seperti mereka," ucap Ali imron.

Menurutnya lagi, selama ini, kelompok JAD selalu mencari pembenaran, bukan kebenaran.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved