Moeldoko: Saya Tahu Ada Pihak-pihak yang Tidak Setuju Koopssusgab TNI Diaktifkan Lagi
Ada yang bilang "Ini kan masih nyamuk kenapa sih mesti digerakkan kembali Koopssusgab?"
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa banyak pihak yang tidak setuju dengan inisiatifnya menghidupkan kembali Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI.
Hal itu disampaikan oleh Moeldoko pada aku Instagramnya, Rabu (23/5/2018).
Pada postingannya itu, mantan Panglima TNI itu mmeposting fotonya sedang berdiri mengenakan peci hitam dan sorban hijau.
Kemudian di depannya tampak ada pengeras suara.
Baca: Sebut Harta Faisal Harris Ludes Karena Wanita Lain, Sarita Abdul : Padahal Dia Sangat Memuja Aku
"Saya mengetahui ada pihak-pihak yang tidak setuju Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI diaktifkan lagi," tulisnya di awal, seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari akun Instagram @dr_moeldoko, Rabu (23/5/2018).

Ia juga mengatakan kalau ada beberapa pihak yang menganggap kalau aksi teror belakangan ini hanya masalah kecil.
Justru kata dia, masalah ini harus diatasi mulai dari yang terkecil.
Moeldoko juga menegaskan kalau langkah yang ia lakukan itu sudah atas persetujuan Presiden Jokowi.
Baca: Ketika Suami Dua Wanita Ini Jadi Korban Jennifer Dunn : Harusnya Nggak Usah Kenal Perempuan Itu
Begini lengkapnya :
"Saya mengetahui ada pihak-pihak yang tidak setuju Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI diaktifkan lagi.
Ada juga pihak yang menganggap aksi teror belakangan ini hanya masalah kecil yang tak perlu ditangani oleh satuan elite TNI.
Ada yang bilang "Ini kan masih nyamuk kenapa sih mesti digerakkan kembali Koopssusgab?"
Jawaban saya sederhana, "Biarpun nyamuk, digigit juga sakitnya bisa berasa.” Kita harus siaga karena tidak ada satu orang pun yg mau jadi korban.
Pengaktifan kembali Koopssusgab TNI sudah disetujui oleh Presiden Jokowi.
Baca: Disindir Dewi Perssik Soal Selingkuh dan Candaan Tak Pantas, Begini Balasan Menohok Sang Suami
Keputusan diambil setelah Presiden menilai bahwa kondisi sudah genting pasca serangan teroris.
Meski begitu tim gabungan pasukan elite TNI AD, TNI AL, dan TNI AU itu tidak akan sembarangan diturunkan.
Koopssusgab baru akan turun bila ada situasi yang dinilai mengancam keamanan negara, termasuk aksi terorisme.
Sebagai seorang mantan panglima, Saya sudah terbiasa berpikir strategis untuk mengambil langkah antisipasi dan berpikir kedepan, Koopssusgab ini adalah salah satu langkah untuk mengantisipasi ancaman yang ada di masa depan dan sudah jelas ada di depan mata.
Saya tegaskan lagi, Pembentukan Komando Operasi Khusus Gabungan sudah sesuai dengan UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI mengenai keterlibatan TNI dalam operasi di luar perang, termasuk pemberantasan terorisme.
Baca: Merasa Tak Pantas Masuk Daftar 200 Mubaligh, Aa Gym: yang Tegas Tidak Serta Merta Radikal
Sambil menunggu RUU Antiterorisme yang lebih mentitikberatkan pada aspek pencegahan, deteksi dini, kontra-radikalisme dan deradikalisasi.
Pemerintah dalam hal ini aparat keamanan ingin melindungi masyarakat dengan segala cara yang dibutuhkan agar tercipta kondisi aman dan kondusif, Koopssusgab ini merupakan salah satu instrumen yang digunakan pemerintah.
Mari bersama kita dukung, supaya rakyat aman dan terlindungi."
Postingan itu juga dikomentari para netizen :
Baca: Menperin Airlangga Sebut Industri Farmasi Paling Terkena Imbas Melemahnya Rupiah
indonesiawaras_: Terimakasih..maju terus Jenderal..kami rakyat waras akan terus mendukung demi kedamaian NKRI
maulidin_hazan: Utk keamanan indonesia rakyat mendukang pak.basmi dari akar"nya kita negara.
mokichi0522: setuju Jendral! satu nyawa pun sangat berharga.
leomonggakhanzalica: Kami rakyat yg waras sangat mendukung TNI dan POLRI !!! Berantas kejahatan sampai tuntas !!!