Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Ramadan 2018

Sejarah Turunnya Al Quran, Tempat dan Bagaimana Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu Pertama Kali

"Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah."

Penulis: Yuyun Hikmatul Uyun | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
AFP/Wakil Kohsar
Seniman Afganistan Mohammad Tamim Sahibzada menunjukkan Al Quran buatan tangan yang dibuat dari kain sutra di Turquoise Mountain Foundation, Mourad Khani, di bagian kota tua Kabul, Afghanistan. 

Waktunya dihabiskan untuk beribadah serta merenungkan berbagai fenomena alam dan kemahakuasaan penciptaan yang menyertainya.

Baca: Jane Shalimar Sebut Honornya Tak Kunjung Dibayar, Hitam Putih Beri Klarifikasi Begini, Ternyata . .

Baca: Tak Terima Diejek, Mahfud MD Bongkar Oknum yang Korupsi di PKS

Jibril Turun Membawa Wahyu (Hari Turunnya Al Quran)

Allah SWT memilih menurunkan wahyunya kepada Nabi Muhammad SAW di usia 40 tahun ini bukan tanpa alasa.

Usia 40 tahun merupakan puncak kematangan jiwa manusia.

Saat usia Nabi Muhammad SAW genap empat puluh tahun, tanda-tanda kenabian itu mulai jelas.

Di antaranya, bebatuan di Mekah menghaturkan salam kepada beliau.

Beliau juga mengalami ru’yah shiddiqah (mimpi hakiki). Mimpi ini tampak begitu nyata, sejelas terangnya waktu fajar.

Mimpi ini pun sempat dituturkan Aisyah dalam hadits berikut ini yang artinya:

“Turunnya wahyu kepada Rasulullah diawali dengan ru’yah shidiqah (mimpi hakiki) dalam tidur.

Beliau bermimpi dengan mimpi yang sangat jelas, sejelas terangnya waktu fajar.

Baca: Jane Shalimar Sebut Honornya Tak Kunjung Dibayar, Hitam Putih Beri Klarifikasi Begini, Ternyata . .

Kemudian beliau mulai suka mengasingkan diri. Beliau biasa mengasingkan diri di Gua Hira.

Beliau ber-tahannuts (beribadah) di dalamnya beberapa malam lalu pulang kepada keluarganya karena harus berbekal untuk tinggal di sana.

Kemudian beliau pulang kepada Khadijah lalu membawa bekal untuk keperluan yang sama hingga turunlah wahyu itu saat beliau sedang berada di Gua Hira.

Malaikat datang dan berkata, ‘Bacalah!’ Beliau menjawab, ‘Aku tidak bisa membaca’.”

Baca: Kisah Dibalik Alasan Burung Garuda Jadi Lambang Negara dan Proses Pembuatannya

Baca: Turis Indonesia Dilarang Ziarah ke Israel, Begini Tanggapan Menag

Rasulullah mengisahkan, “Malaikat Jibril memegangku dan mendekapku sampai aku merasa begitu payah, lalu dia melepaskanku. Ia berkata lagi, ‘Bacalah!’ Aku menjawab, Aku tidak bisa membaca.’

Malaikat Jibril memegangku dan mendekapku untuk kedua kalinya hingga aku merasa begitu payah, kemudian melepaskan aku. Ia berkata kembali, ‘Bacalah!’ Aku menjawab, ‘Aku tidak bisa membaca.’

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved