Hari Lahir Pancasila

Tahukah Kamu? Pohon Sukun Jadi Saksi Bisu Soekarno Cetuskan 5 Butir Pancasila

Sebuah tempat favoritnya untuk berkontemplasi adalah di bawah pohon sukun yang menghadap langsung ke Pantai Ende.

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Intisari Online
Burung Garuda dan Pancasila 

Ia mulai melukis hingga menulis naskah drama pementasan.

Di sela kegiatan seninya, Soekarno berkirim surat dengan tokoh Islam di Bandung bernama T. A. Hassan dan berdiskusi cukup sering dengan pastor Pater Huijtink.

Dari sinilah Soekarno menjadi lebih relijius dan memaknai keberagaman secara lebih dalam.

Baca: Merapi Kembali Meletus, Penerbangan di Bandara Adisutjipto Saat Ini Masih Normal

Baca: Sejarah Turunnya Al Quran, Tempat dan Bagaimana Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu Pertama Kali

Sebuah tempat favoritnya untuk berkontemplasi adalah di bawah pohon sukun yang menghadap langsung ke Pantai Ende.

Seperti disebut di awal, pohon sukun itu berjarak 700 meter dari kediaman Soekarno.

Biasanya, Soekarno pergi sendiri ke tempat itu pada Jumat malam.

Baca: Arus Lalu Lintas di Depan Transmart Ramai Lancar

Di tempat itulah, Soekarno mengaku buah pemikiran Pancasila tercetus. Ia memiliki cerita sendiri soal itu. Berikut yang dikisahkan Soekarno:

…suatu kekuatan gaib menyeretku ke tempat itu hari demi hari... Di sana, dengan pemandangan laut lepas tiada yang menghalangi, dengan langit biru yang tak ada batasnya dan mega putih yang menggelembung.., di sanalah aku duduk termenung berjam-jam. Aku memandangi samudera bergolak dengan hempasan gelombangnya yang besar memukuli pantai dengan pukulan berirama. Dan kupikir-pikir bagaimana laut bisa bergerak tak henti-hentinya.

Pasang surut, namun ia tetap menggelora secara abadi. Keadaan ini sama dengan revolusi kami, kupikir. Revolusi kami tidak mempunyai titik batasnya. Revolusi kami, seperti juga samudra luas, adalah hasil ciptaan Tuhan, satu-satunya Maha Penyebab dan Maha Pencipta. Dan aku tahu di waktu itu bahwa semua ciptaan dari Yang Maha Esa, termasuk diriku sendiri dan tanah airku, berada di bawah aturan hukum dari Yang Maha Ada…

Baca: Kenapa Hari Lahir Pancasila Diperingati Setiap Tanggal 1 Juni Bukan 18 Agustus? Ini Penjelasannya !

Baca: Sejarah Turunnya Al Quran, Tempat dan Bagaimana Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu Pertama Kali

Ketika menjadi Presiden pertama Indonesia, Bung Karno kembali mengunjungi Ende pada tahun 1950.

Bung Karno tidak lupa pada pohon sukun favoritnya itu.

Di sanalah Bung Karno bercerita proses pencetusan Pancasila yang kini ditetapkan sebagai dasar negara. 

Sejak tahun 1980-an, pohon sukun itu kemudian dikenal menjadi Pohon Pancasila.

Namun, pohon aslinya sudah mati pada tahun 1970-an.

Pemerintah setempat menggantinya dengan anakan pohon yang sama di lokasi yang sama.

Artikel ini telah tayang di Intisari - Lima Butir Pancasila yang Kita Kenal Kini Ternyata Lahir di Bawah Pohon Sukun
(Intisari / Moh Habib Asyhad)

 

 

Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved